Selain persoalan tunggakan gaji PT Sentosa Utama Garmindo (SUG), mereka juga menyoroti pemutusan hubungan kerja (PHK) ratusan karyawan PT Laxmirani Mitra Garmindo (LMG). "Ada seabrek persoalan terkait perburuhan yang terjadi di Kabupaten Sukabumi, tidak sekadar PT SUG tapi juga PHK yang dilakukan oleh PT LMG tanpa pesangon. Bayangkan saja buruh yang sudah bekerja belasan bahkan puluhan tahun di-PHK. Mereka (perusahaan) beralasan tidak ada order dan perusahaan mau pindah ke Solo, Jawa tengah," kata Ketua GSBI Dadeng Nazarudin.
Dadeng menjelaskan tidak hanya sektor garmen dalam catatan GSBI. "Ada perusahaan yang tutup begitu saja tanpa membayar upah dan memberikan hak-hak lainnya kepada buruh. Lalu PT Sayap Mas Utama (SMU) berencana tutup diganti perusahaan baru," ucap dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Disnakertrans dalam hal ini merupakan kepanjang tanganan bupati, mestinya bisa menyelesaikan beragam persoalan yang beberapa kali kami sampaikan ketika audiensi. Namun tampaknya kami seperti dibuai janji yang tidak pasti, maka dari itu hari ini juga kami bergerak ke Pendopo Kabupaten Sukabumi untuk menagih hak sebagai buruh," tutur Dadeng.
Kepala Disnakertrans Kabupaten Sukabumi Dadang Budiman mengaku akan menjembatani keluhan buruh yang ingin tuntutannya ditandatangani oleh bupati. "Waktunya belum bisa dipastikan, kami akan lebih dulu merancang agar (tuntutan) bisa langsung diberikan ke bupati. Selain itu kami juga akan menindaklanjuti surat yang sudah ditandatangani bupati ke pihak PT SUG," kata Dadang.
![]() |
Marwan awalnya tidak diberi kesempatan oleh buruh untuk berbicara. Mereka ramai menyela setiap ucapan yang dilontarkan Marwan. Buruh mengaku kesal karena dalam setiap aksinya tidak ditemui bupati. "Saya sebetulnya dari kemarin pun ingin bertemu ke Cicurug (tempat buruh melakukan aksi)," ucap Marwan.
Namun belum selesai berbicara buruh kemudian serempak berteriak, 'bohong...'
Marwan terlihat menghentikan kalimatnya sambil menunggu teriakan buruh mereda. "Persoalannya kan saya sendiri adalah pejabat yang diberikan kewenangan oleh pusat. Jadi lamun (kalau) saya jadi pengusaha mereun (mungkin) gampang saja menyelesaikan persoalan. Jadi kalau Anda sudah suuzan dulu kepada bupati, moal (tidak) beres-beres persoalannya," ujar Marwan yang kembali disambut teriakan kecewa massa.
Buruh terus memotong ucapan Marwan, namun kondisi mereda setelah Ketua GSBI Dadeng Nazarudin berkomunikasi mewakili rekan-rekan buruh di dalam ruangan pertemuan gedung pendopo. Selesai pertemuan, Marwan kembali menemui buruh dan menerima lembar tuntutan yang diajukan GSBI. Situasi mereda, buruh ramai-ramai meneriakkan, 'hidup bupati'.
"Saya sudah menerima apa yang disampaikan oleh Kang Dadeng, kita akan berupaya semaksimal mungkin yang bisa kita lakukan. Melalui kebijakan pemerintah menjembatani persoalan-persoalan yang dihadapi selama ini, tidak satu perusahaan saja tapi juga persoalan (perusahaan) yang lain," tutur Marwan disambut tepuk tangan riuh buruh.
![]() |
Setelah mendapat keterangan Marwan, massa buruh kemudian membubarkan diri dengan pengawalan dari kepolisian. Meski sebelumnya sempat memanas, aksi berakhir dengan swafoto sejumlah buruh dengan Marwan. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini