Cerita Ketua DPC Gerindra Sukabumi Soal Keributan di Kantornya

Cerita Ketua DPC Gerindra Sukabumi Soal Keributan di Kantornya

Syahdan Alamsyah - detikNews
Jumat, 01 Feb 2019 15:33 WIB
Foto: Syahdan Alamsyah
Sukabumi - Yudha Sukmagara, Ketua DPC Gerindra Kabupaten Sukabumi akhirnya buka suara. Dia membantah adanya penganiayaan dan pengeroyokan di kantornya.

Yudha menyebut aksi keributan yang terjadi pada Kamis (31/1/2019) adalah perkelahian antara kadernya dengan panitia Generasi Milenial Indonesia (GMI).

Dia juga menyesalkan sejumlah informasi yang merugikan dirinya selaku ketua partai berikut kadernya di Gerindra Kabupaten Sukabumi. Yudha juga siap memberikan kesaksiannya kepada polisi terkait peristiwa tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kejadiannya selesai rapat Bappilu, Alfi itu (Ketua GMI) mungkin diundang untuk mengikuti rapat. Saya sendiri tidak hadir dalam rapat, hanya sekedar mempersiapkan makan siang untuk peserta.
Selesai rapat saya ke ruang tamu lalu Alfi masuk bersama saudara Hadi. Di ruangan saya saat itu ada Deden dan Rafi," kata Yudha kepada detikcom, Jumat (1/2/2019).
Saat itu obrolan menjurus kepada pertanyaan dari Yudha kepada Alfi terkait adanya laporan dari kader Gerindra yang diusir oleh pihak GMI saat kegiatan Sandiaga Uno. Menurut Yudha pengusiran itu disaksikan sejumlah orang yang juga hadir di acara pada 17 Januari 2019 itu.

"Saya sekedar bertanya kok ada pengusiran begitu, bagaimana ceritanya saya bilang. Ini kurang baik bagi kami di Gerindra masa kader enggak boleh masuk diusir di depan umum. Saya juga perlu penjelasan karena banyak kader yang menanyakan hal itu," jelas Yudha.

Menurut Yudha, ia mendapat sikap tidak pantas dari Hadi yang saat itu menjawab pertanyaannya.

"Dia bilang sambil menunjukan tangannya ke arah saya, eluh bisa buktiin enggak gua mengusir anak buah elu, kader-kader elu. Saya kemudian mengingatkan dia posisi di sini adalah di sekretariat Gerindra posisi saya ketua, melihat kondisi itu pasti yang lain tidak suka ketuanya diperlakukan seperti itu, saya minta dia untuk keluar," lanjut Yudha.
Saat itu menurut Yudha, Deden yang saat itu berada di dekat Hadi naik pitam dan meminta Hadi bicara dengan sopan. "Deden yang duduknya berdekatan dengan Hadi berdiri, dia marah dan mengingatkan Hadi agar bicara lebih sopan. Saat itulah terjadi gesekan lalu baku hantam," terangnya.

Yudha membantah terjadi pengeroyokan, dia dan beberapa kader melerai peristiwa itu. Soal adanya keterangan pelemparan asbak, Yudha membantah.

"Kalau asbak memang berceceran bukan dilempar, banyak saksi yang melihat. Saya bahkan berusaha meredam Hadi, tidak mungkin saya meredam kalau memang bersitegang dengan dia. Foto saya pegang pundak dia tidak lama setelah kejadian juga ada, mereka yang nyebarin kemana-mana kejadian itu juga hanya berlangsung 30 detikan, yang lama itu melerainya karena sama-sama panas," tuturnya.

Pasca kejadian itu, Yudha menyebut kadernya Deden mengaku dipukul lebih dulu oleh Hadi. Meski begitu dia menyerahkan prosesnya kepada pihak kepolisian.

"Kalau diperlukan saya siap memberikan kesaksian apa yang saya lihat, terkait proses hukum saya serahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian," tandas dia. (ern/ern)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads