Sejumlah sastrawan yang mendapat apresiasi kali ini yaitu kategori Sastra Sunda, 'Serah' karya Eris Sunandar, Sastra Jawa 'Tembang Raras ing Tepis Ratri' karya Sunaryata Soemardjo.
Selain itu, untuk kategori Sastra Bali 'Kupu-kupu Kuning Ngindang di Candidasa' karya I Ketut Sandiasa. Termasuk hadiah sastra Samsudi 'Pohaci Nawang Wulan' karya Ai Rohmawati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biasanya Rancage mengumumkan para penerima hadiah untuk masing-masing sastra daerah setiap tanggal 31. Pengumuman hadiah dengan cara menyebar surat keputusan kepada media bukan pada sebuah acara khusus.
Namun, pada tahun ini agak istimewa. Pertama, hadiah Rancage akan diberikan untuk ke-31 kalinya, bertepatan dengan tanggal 31 Januari 2019. Tanggal 31 juga merupakan hari kelahiran Ajip Rosidi yang menggagas hadiah ini.
"Penghargaan kali ini terasa spesial karena bertepatan dengan 81 Ajip Rosidi," ungkap dia.
Usai pembacaan pengumuman pemenang sastra, acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng. Ajip memberikan potongan pertama tumpengnya kepada sang istri Nani Wijaya, lalu kepada beberapa tamu undangan.
Ajip bersyukur atas usianya yang menginjak 81 tahun. Terlebih dengan masih bertahannya peranan Rancage dalam mengapresiasi karya-karya sastra di tanah air.
"Alhamdulillah bersyukur. Atas kehendak tuhan juga, hadiah sastra Rancage masih ada hingga saat ini," tutur Ajip.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang hadir dalam acara tersebut juga mengapresiasi peranan Ajip Rosidi melestarikan dan mengembangkan dunia sastra terutama Sunda. Sosok Ajip patut ditiru generasi muda.
"Ajip sangat konsisten melestarikan budaya sastra Sunda. Beliau menginspirasi dan patut dicontoh," ujar pria yang akrab disapa Emil ini. (mud/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini