"Intinya kita waspada, tidak dalam istilah KLB. Jadi secara umum masih bisa terkendali. Kalau KLB (pemerintah) pusat juga turun," kata pria yang akrab disapa Emil, di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (31/1/2019.
Emil melanjutkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk penanganan DBD. Beberapa daerah seperti Depok, Bekasi juga terus dipantau terkait kasus DBD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga telah memberi mengeluarkan imbauan melalui akun instagram pribadinya agar masyarakat menjaga kebersihan untuk mengurangi penyebaran nyamuk demam berdarah.
"Intinya lebih waspada mengurangi potensi hadirnya demam berdarah. Satu jangan ada genangan-genangan, kedua jangan buang sampah sembarangan, fogging juga sudah kita instruksikan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, sejak awal 2019 kasus demam berdarah (DBD) di Jawa Barat terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jabar sampai tanggal 28 Januari tercatat ada 2.204 kasus DBD dengan korban meninggal sebanyak 14 orang.
Dari data yang ada, kasus DBD merata terjadi di 27 kota/kabupaten di Jawa Barat. Kota Depok mendominasi dengan 319 kasus, Kabupaten Bandung 236 kasus, Kota Cimahi 200, Kabupaten Bogor 198, Kota Sumedang 193, Kota Bandung 132 kasus.
Sementara untuk yang meninggal akibat DBD, tersebar di sejumlah daerah. Di Kota Bogor ada 3 orang, Kabupaten Bandung 3 orang, Kota Depok 2, Kota Bekasi 2, Kabupaten Cianjur 2, Kota Sukabumi 1 dan Kabupaten Bogor 1 orang.
Saksikan juga video 'DKI Jakarta Hadapi Peningkatan Serangan DBD':
(mso/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini