Direktur KasPro Adelheid Helena Bokau mengatakan kerja sama yang dilakukan ialah bentuk gerakan nasional nontunai yang digulirkan pemerintah. Sehingga ke depan masyarakat atau pengguna bus dapat bertransaksi menggunakan uang elektronik.
"Untuk tahap pertama ini kita ada di dua rute yaitu Dipatiukur-Jatinangor dan Elang-Jatinangor," ujar Adelheid kepada awak media, Selasa (29/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adelheid beralasan memilih Kota Bandung karena sebagai penyangga ibu kota Jakarta. Sehingga dia melihat ada potensi besar karena di Kota Bandung sudah mulai terbangun ekosistem yang memiliki potensi tinggi.
"Sebelum masuk ke Bandung, kita tentu melakukan analisis mengenai peluang 3-5 tahun ke depan. Belum lagi Bandung ini banyak warga dan mahasiswa yang menggunakan DAMRI," ucap Adelheid.
![]() |
"Milenial ini ingin serba mudah, nah dengan ini mereka tidak perlu ribet pakai uang tunai. Cukup di-tap-kan pembayaran sudah selesai dengan mudah, akurat dan cepat," ujarnya.
Tidak hanya itu, dia menilai dengan sistem pembayaran seperti ini dapat meminimalisir kebocoran tiket yang kini masih dilakukan secara manual atau konvensional. Selain dua hal tersebut, menurut Kusmaya, melalui program ini awak bus akan mendapat keuntungan berupa insentif. Sehingga hal itu akan membuat semangat para awak bus dalam penggunaan uang elektronik.
"Sekarang baru dua rute. Kita harapkan tahun ini semua rute bisa menggunakan pembayaran seperti ini," kata Kusmaya.
Selama beberapa waktu ke depan, KasPro memberikan promo berupa cashback 50 persen dengan maksimal dua kali transaksi setiap harinya bagi para pengguna bus DAMRI di Kota Bandung. (tro/bbn)