Atas kejadian ini, orangtua Via merasa terpukul dan nyaris menutup diri. Berdasarkan penuturan tetangga dan kerabat, detikcom mengumpulkan sejumlah kisah soal sosok Via.
Tetangga korban, Een (58), menceritakan bahwa Via baru menikah pada September 2018. Bersama suaminya, Dace, Via tinggal di rumah orangtuanya di Dusun Kemplung RT 04/ RW 06, Desa Karangbenda, Kecamatan Parigi. Via disebut sehari-hari di rumah, sementara sang suami kerja sebagai buruh bangunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Een mengaku tidak pernah mendengar mereka ribut-ribut hebat. Kalau pun ada pertengkaran kecil, menurut Een, hal tersebut wajar, apalagi untuk pasangan muda.
![]() |
"Kata suaminya, dia malu kalau pinjam motor mertua untuk belajar. Suaminya janji, nanti kalau sudah punya motor sendiri," kata Een.
Tetangga Via lainnya, Wulan (40), menyebut Via punya penyakit kambuhan. Penyakit tersebut berhubungan dengan sistem saraf yang membuat gerak motorik tangan dan kakinya kadang-kadang terganggu.
"Udah berobat ke mana-mana, ke Jakarta, tapi belum sembuh-sembuh," ujar Wulan dijumpai di rumah Via.
Karena faktor sakitnya, kata Wulan, Via memang dikenal sensitif. Menurut Wulan, wanita pendiam tersebut jarang main keluar, kecuali sesekali bersama sahabat baiknya.
Pada Senin (28/1/2019) pagi Via nekat mengakhiri hidupnya dengan melompat dari tebing Batu Hiu ke laut. Via meninggalkan sepucuk surat wasiat dan beberapa barang pribadi. Surat tersebut berisi nama, alamat dan alasan Via mengakhiri hidup. Dalam suratnya, Via menyebut rumah tangganya tidak harmonis sehingga ia terpaksa bunuh diri.
![]() |
Polisi memastikan Via meninggal dengan cara bunuh diri. Hal diperkuat keterangan saksi mata yang melihat Via melompat ke laut. "Dipastikan tidak ada indikasi lain selain motif bunuh diri," kata Ajat kepada detikcom.
Pihak keluarga Via, menurut Ajat, menerima kesimpulan tersebut. Jenazah Via telah diserahterimakan kepada pihak keluarga untuk dikebumikan. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini