Dalam lawatannya ke Pondok Buntet Pesantren itu, Hadi Tjahjanto menyampaikan tentang perjuangan kiai dan santri saat mengusir penjajah. Menurutnya Pondok Buntet Pesantren merupakan salah satu pondok pesantren (ponpes) yang paling banyak mengirimkan laskar hizbullah dan sabilillah saat peristiwa 10 November meletus di Surabaya.
"Laskar hizbullah dan sabilillah itu menjadi pasukan tempur utama saat pertempuran di Surabaya, pasca Kiai Hasyim Asyari mengeluarkan resolusi jihad," kata Hadi dalam sambutannya pada acara silaturahmi kebangsaan yang digelar di Gor Mbah Muqoyim Buntet Pesantren, Jumat (25/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hadi mengajak ratusan santri mendoakan para pejuang yang berhasil mengusir penjajah. "Mari kita doakan laksa hizbullah dan sabilillah yang gugur dalam pertempuran di Surabaya," kata Hadi.
Usai menceritakan perjuangan laska hizbullah dan sabilillah, Hadi mengajak para ulama dan santri untuk merawat keberagaman.
"Ponpes itu bukan hanya tempat menimba ilmu, tapi berkumpulnya gagasan kebangsaan. Peran kiai dan santri tentu sentral dalam menjaga heterogenitas yang bangsa kita miliki," katanya.
Di tempat yang sama, Ketua Umum Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) KH Adib Rofiuffin mengatakan kehadiran Panglima TNI dan Kapolri di Buntet Pesantren merupakan momen bersejarah. Adib menyampaikan komitmen Buntet Pesantren dalam menjaga keutuhan NKRI.
"Ini baru pertama kali, dua pimpinan dari TNI dan polisi datang. Kami sering menjadi mediator, baik persoalan di regional maupun nasional. Kami selalu siap demi kepentingan bangsa," katanya. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini