Sejumlah pedagang dan warung nasi di tempat tersebut mengaku omset mereka kini mengalami penurunan drastis. Sepanjang jalan Murod Idrus terdapat sedikitnya terdapat 50 pedagang mulai dari pedagang kaki lima, kelontongan, rumah makan, warung nasi dan warung minuman.
Salah seorang pemilik warung nasi di Jalan Murod Idrus, Rudiat (31) mengaku sejak diberlakukannya sistem satu arah omset warung nasi anjlok hingga 80 persen dari sebelumnya. Ruas jalan tersebut diberlakukan satu arah sejak 14 Januari 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Rudiat, kebijakan pemberlakuan satu arah tersebut terlalu dipaksakan dan buru-buru. Terlebih saat pemberlakukan tidak ada sosialisasi terlebih dulu. Tidak mempertimbangkan dampak sosial yang ditimbulkan dari pemberlakukan satu arah tersebut.
"Satu arah ini bukan solusi untuk mengatasi kesemrawutan lalu lintas tapi menciptakan masalah baru. Sejak diberlakukan satu arah para pegawai dan pengunjung rumah sakit semakin leluasa memarkirkan kendaraannya di badan jalan, sementara pedagang kini sepi pembeli," katanya.
Rudiat berharap sebaiknya pemberlakukan di jalan Murod Idrus tersebut dihapuskan. Karena bila dibiarkan terlalu lama diberlakukan bakal banyak pedagang yang gulung tikar karena sepinya pembeli.
"Kalau usaha saya gulung tikar apakah biaya hidup keluarga saya akan ditanggung oleh pemerintah. Jadi kami berharap jalan ini tetap dua arah," tuntutnya.
Sementara itu, salah seorang warga, Tedi (45) menuturkan pemberlakukan satu arah tidak memikirkan dampak sosial. Jalan Murod Idrus merupakan salah satu akses tercepat menuju RSUD Ciamis.
"Bila ada yang sakit parah di wilayah Cigembor, Pasir Angin, Padaherang dan Cijeungjing perlu penanganan cepat ke rumah sakit masa harus memutar arah dulu, khawatirnya tidak tertolong," katanya.
Tedi mempertanyakan kebijakan satu arah tersebut untuk membela siapa, karena setelah dilihat dampaknya ternyata malah merugikan pedagang dan masyarakat.
Foto: Dadang Hermansyah |
Sementara itu, Kabid Lalu Lintas Dishub Ciamis Achmad Yani mengatakan setelah satu minggu diterapkan, pihaknya akan melakukan rapat evaluasi membahas hal tersebut.
"Jadi baru besok kita akan ketahui hasil kesepakatannya berdasar pantauan di lapangan dan masukan berbagai pihak, masyarakat melalui RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, dari Dinas terkait, Satpol PP, RSUD, Disperindag, dinas kebersihan, dari polres, koramil, dan para pedagang juga," ungkapnya.
Sekretaris Dinas Perhubungan Eddy Yulianto menambahkan perlu ada penyiapan lahan gedung parkir di RSUD bisa dijadikan prioritas. Termasuk wacana membangun lahan parkir di basement Pasar Manis.
"Karena kalau hanya mengandalkan parkir on street kapasitasnya sangat terbatas, maka perlu parkir off street, itu salah satu upaya mengatasi kemacetan. Setelah diberlakukan satu arah secara umum memang arus lalu lintas terpantau lancar," pungkasnya.
(ern/ern)












































Foto: Dadang Hermansyah