"Kalau kita menghadapi napi, saya juga pernah pengalaman mengelola penjara besar ya, sedikit saja mereka terganggu yang menurut mereka masih batas aturan dan kemanusiaan, mereka ngamuk, ngamuknya berteriak-teriak," ujar Firma saat dihubungi detikcom, Kamis (17/1/2019).
"Iya, termasuk napi tipikor di Sukamiskin," kata Firma menambahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Firma, suatu waktu Wahid pernah berusaha menertibkan fasilitas-fasilitas para napi. Justru Wahid saat itu malah dimaki-maki.
"Wahid juga mencoba langsung marah 'kamu apa kamu ini, kami yang sudah berbuat di negara ini saja enggak seperti kamu, banyak korupsi di luar enggak ditangkap' ya itu. Itulah yang jadi beratnya, faktor psikologis," kata Firma.
eks Kalapas Sukamiskin Wahid Husen (Foto: Dony Indra Ramadhan/detikcom) |
"Jadi kalau kita lihat fakta di dalam, petugas-petugas yang lama di urusan penjagaan itu memang mereka tidak punya daya menghadapi para mantan penguasa. Termasuk pejabat-pejabat struktural, rasa sungkan mereka sangat tinggi, ya mantan menterinya, mantan ketua DPD, DPR, Ketua MK, ya siapa saja sungkan kalau sudah berkelompok gitu dihadapi orang kecil, siapa nggak sungkan. Mereka (napi) melihat Kalapas itu sangat kecil," kata Firma.
Rasa canggung menegur para napi ini juga diungkapkan Zaenal Arifin dalam persidangan di PN Bandung, Rabu (16/1) kemarin. Mantan pegawai Lapas Sukamiskin era Wahid itu menyebut banyak napi tipikor yang membawa uang ke lapas. Petugas tak menegur lantaran canggung dengan para napi.
"Saya melihatnya mungkin karena mantan-mantan pejabat," kata Zaenal.
"Kalau jabatan sebelumnya apa enggak tahu, tapi yang pasti pejabat. Karena background itu, atasan saya tidak menegur," ucap Zaenal.
Lapas Sukamiskin (Foto: Tri Ispranoto/detikcom) |
"Jadi begini, tingkat kapasitas kita. Contoh begini, mantan menteri itu adalah menteri kami. Ketika minta sesuatu, tidak mudah untuk tidak gitu," ucap Sri.
"Ini butuh ketegasan dari pembina dengan kompetensi khusus. Tentu juga tidak bisa kenceng-kencengan, karena beliau juga manusia. Konsepsi pemasyarakatan itu menempatkan napi sebagai manusia, dia objek sekaligus subjek. Kita harus melihat gradasi itu latar belakang dan sebagainya," kata Sri. (dir/bbn)












































eks Kalapas Sukamiskin Wahid Husen (Foto: Dony Indra Ramadhan/detikcom)
Lapas Sukamiskin (Foto: Tri Ispranoto/detikcom)