Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan penyebab utama terjadinya kasus perdagangan manusia ialah masalah ekonomi. Menurutnya, para korban sebagian besar tergiur pendapatan yang besar tanpa mengetahui pekerjaan yang akan dilakukan.
"Kita lihat masalah Jabar ini ada ketimpangan ekonomi, pendidikan, infrastruktur pokoknya macam-macam. Jadi kalau kita lihat human trafficking itu awalnya iming-iming ekonomi. Mereka ditawari kerja pindah ke sana (daerah tertentu) dapat pendapatan Rp 30 juta. Tanpa diketahui ternyata diperbudak secara seksual. Berarti awalnya isu ekonomi," katanya, di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (10/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan itu, Emil sapaan akrab Ridwan Kamil, mengimbau masyarakat Jabar terutama wanita untuk lebih berhati-hati ketika ada pihak yang menawarkan pekerjaan dengan gaji fantastis. "Para perempuan kalau ada iming-iming pekerjaan dengan gaji fantastis harus curiga. Pasti ada apa-apa, apalagi dipindahkan jauh di luar wilayah," ujar Emil.
Pemprov Jabar telah menyiapkan berbagai program demi menekan kasus perdagangan manusia. Terutama program pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Contohnya, program Satu Desa Satu Perusahaan yang telah diluncurkan beberapa waktu lalu. Melalui program ini diharapkan perekonomian masyarakat desa bisa meningkat. Kemudian ada juga program Kredit Mesra yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk mencari modal usaha.
"Diharapkan dengan desa kuat, tidak ada lagi ibu-ibu yang terpaksa jadi TKW (tenaga kerja wanita)," ucap Emil.
Selain masalah ekonomi, Pemprov Jabar telah membuat program untuk meningkatkan keharmonisan keluarga. Salah satunya melalui program Sekolah Perempuan Mencapai Impian dan Cita-Cita (Sekoper Cinta).
"Di dalam program itu ada penguatan ketahanan keluarga, keharmonisan dan ekonomi. Jadi batinnya kita ada program, ekonominya ada program," tutur Emil.
Saksikan juga video 'Soal Perdagangan 16 Wanita RI, Komisi VIII Minta Imigrasi Lebih Selektif':
(mso/bbn)