"Enggak ada itu babi ngepet. Itu babi hutan saja," ujar Kapolsek Cibalong AKP Ridwan Tampubolon saat dihubungi detikcom, Rabu (09/01/2019).
Penampakan babi 'ngepet' itu ramai diperbincangkan di media sosial Facebook, setelah akun Sandy Santiko mengunggah video tentang babi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Duka ti mana asal usulna, duka kumaha mimitina, jeung duka timana datangna. Aya BAGONG mogok dina Suhunan. (Entah dari mana asal-usulnya, entah bagaimana awalnya, dan entah dari mana datangnya. Ada babi di atap genting) #DiKampungCisanggiriCibalong," ujar pemilik akung Sandy Santiko dalam unggahan tersebut.
Sementara itu, video lainnya yang diunggah berdurasi 1 menit 5 detik. Dalam video tersebut, terlihat sejumlah warga tengah mengepung babi tersebut. Di akhir video, terlihat masyarakat memukuli babi itu hingga babi tersebut berdarah-darah.
Sejak pertama diunggah pada Senin (07/01/2019) video tersebut telah disukai 860 orang dan sudah dibagikan lebih dari 3 ribu kali. Beragam komentar menghiasi unggahan itu. Bahkan sebagian warganet menyebutnya sebagai babi ngepet.
"Lain di garebugan kudu nmh di tungkupan ku sarung lamn eta bagong ngepet rubah gera (harusnya bukan dipukulin, tapi di tutup pakai sarung. Kalau itu babi ngepet bakal berubah)," ujar akun Lina Rosemary dalam kolom komentar.
"Babi ngepet jigana. Maenya bisa hiber k luhur (Babi ngepet sepertinya. Masak, bisa terbang ke atas)," ujar akun Budi Doremifasol dalam kolom komentar.
Ridwan mengatakan, babi hutan tersebut akhirnya terpaksa dibunuh lantaran menyerang sejumlah warga. Babi hutan itu mati didor petugas.
Ridwan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah mempercayai informasi yang belum terkonfirmasi kebenarannya. Ia juga meminta masyarakat untuk tidak percaya takhayul.
"Check and recheck dulu informasinya. Kalau infonya belum jelas, kemudian disebarkan bisa jadi orang salah menafsirkan," pungkas Ridwan
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini