Kepala KPw BI Cirebon Abdul Majid Ikram mengatakan selam tiga tahun berturut-turut dari 2015 hingga 2018 peradaran upal di Wilayah III Cirebon yang mencakup Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan menurun. Penurunan peredaran upal, dikatakan Majid, salah satunya dipengaruhi oleh upaya preventif yakni sosialisi secara masif.
"Pada tahun 2015 itu peradaran upal mencapai 16.804 lembar, tahun berikutnya menurun menjadi 7.777 lembar," kata Majid kepada awak media di kawasan Jalan Ampera Raya Kota Cirebon, Jawa Barat, Rabu (9/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun kemarin hanya 5.284 lembar. Tentu ini berkat sosialisasi. Artinya, pengetahuan masyarakat di wilayah Cirebon dan sekitarnya sudah bisa membedakan antara uang asli dengan palsu. Kita akan terus sosialisasi di pasar-pasar dna tempat keramaian lainnya," ucapnya.
Lebih lanjut, Majid menyebutkan upal pecahan 50 ribu dan 100 ribu paling banyak ditemukan selama kurun waktu tiga tahun. "Untuk daerah yang tinggi peradaran upalnya itu di Cirebon. Karena Cirebon sebagai pusat perekonomian di Wilayah III Cirebon," ucapnya. (ern/ern)











































