Traffic Management Manager PT Jasa Marga Cabang Palikanci Agus Hartoyo mengatakan operasi 'odol' bertujuan untuk menekan angka kecelakaan di jalan tol, khususnya tabrakan bagian belakang kendaraan. Agus menyebutkan kecelakaan tabrakan bagian belakang truk kerap terjadi di ruas Tol Palikanci.
"Kejadian tabrak belakang dalam beberapa bulan kemarin banyak. Tujuannya ke arah sana, menekan tingkat fatalitas kecelakaan tabrak belakang. Desember lalu tabrak belakang menewaskan seseorang di Palikanci," kata Agus di sela-sela operasi 'odol' di rest area Tol Palikanci Cirebon, Jawa Barat, Rabu (9/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita memberi rambu maksimal muatannya 10 ton di jalan tol. Kalau ada yang melebihi itu, sampai 5 ton lebih maka kita kandang dan minta untuk dikurangi terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan," ujarnya.
![]() |
Kanit Lakalantas Sat Lantas Polres Cirebon IPTU Endang Khusnandar menyebutkan kendaraan besar yang bermuatan melebihi batas maksimal mengganggu arus lalulintas di tol. Bahkan, lanjut dia, truk 'odol' menjadi penyebab kecelakaan.
"Harusnya minimal kecepatan 60 kilometer per jam di tol, karena beratnya melebihi batas jadi 30 kilometer per jam. Ini mengganggu, tak sedikit kecelakaan terjadi akibat ini," ucapnya.
Selama bulan Desember 2018, lanjut dia, tercatat delapan kecelakaan terjadi di Tol Palikanci akibat kendaraan bermuatan melebihi batas maksimal. "Ada delapan kejadian, kebanyakan akibat pelan. Dari delapan kejadian itu, satu orang meninggal dunia," kata Endang.
Simak juga video '6 Truk Terlibat Tabrakan Beruntun di Tol Cawang':
(bbn/bbn)