"Kejadiannya saat shalat duha di masjid (sekolah). Anak saya sedang diam, cuma temannya di pinggir bercanda," ujar Pipit saat dihubungi detikcom, Senin (7/1/2019).
Saat itu, Pipit menyebut sang kepala sekolah marah melihat ada siswa yang bercanda. Namun, malah anak Pipit menjadi sasaran kekerasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pipit tak terima dengan perlakuan tersebut. Dia dan beberapa orang tua siswa lain yang mengalami kekerasan sempat mendatangi sekolah pada Sabtu (5/1).
Dia ingin kasus ini ditangani polisi agar ada efek jera. Menurut Pipit, tak sedikit siswa kerap diganjar hukuman di sekolah. "Kalau enggak pakai peci di sekolah, pasti dihukum. Memang aturannya harus pakai peci. Kadang disuruh push-up, ditampar pernah suka lempar-lempar kursi," kata Pipit.
Rencananya, Pipit membuat laporan polisi berkaitan kejadian tersebut. Kapolsek Tarogong Kaler Iptu Tito Bintoro membenarkan dugaan kekerasan di lingkungan SMP itu. "Sekarang akan ditangani Unit PPA Polres Garut karena korbannya anak di bawah umur," kata Tito via pesan singkat. (bbn/bbn)











































