Herdiyanto merupakan anak sulung dari pasangan suami istri (pasutri), Suheryanto (38) dan Dayanti (26). Raut wajah Dayanti nampak murung. Anak sulungnya itu tak berhasil diselamatkan saat puting beliung menerjang rumahnya di Blok Karang Poncol, Desa Panguragan Kulon, Kecamatan Panguragan, Jawa Barat.
Dayanti tak menyangka musibah menimpa keluarganya yang baru saja merasakan bahagia. Ya, Dayanti baru saja melahirkan anak keduanya pada Selasa (25/12/2018) kemarin. Tepat pada perayaan natal kemarin, anak keduanya lahir. Kini usianya baru enam hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dayanti dan keluarganya mengungsi di rumah saudaranya. Rumahnya rata dengan tanah akibat diterjang puting beliung. "Saya baru bangun rumah delapan bulanan yang lalu," ucapnya.
Dayanti menceritakan awal mulai angin puting beliung yang menjemput Herdiyanto pergi selamanya. Menurut Dayanti, angin puting beliung itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Dayanti baru saja bisa berjalan pasca melahirkan itu bergegas keluar rumah untuk melihat angin puting beliung.
"Waktu itu keluarga lagi kumpul, ada sembilan orang di dalam rumah. Sempat keluar dulu lihat angin. Kebetulan mertua saya lagi menengok anak saya yang kedua ini," kata Dayanti.
Dayanti menceritakan awalnya sekeluarga sempat ingin keluar rumah untuk menyelamatkan diri dari amukan puting beliung. Namun, Dayanti dan keluarganya mengurungkan niatnya untuk keluar rumah. Herdiyanto dan bayinya menjadi alasan Dayanti untuk menetap di rumah.
"Kita masuk lagi. Kasihan ada anak-anak di dalam rumah. Kita selamatkan anak-anak, ibu saya gendong anak saya yang kedua. Suami saya memegang Herdiyanto," kata Dayanti.
![]() |
"Karena tertimpa reruntuhan, pegangan tangannya terlepas. Anak saya tertimpa reruntuhan, semua keluarga saya terimpa. Adik ipar saya, hanya kepalanya saya yang terlihat, karena tertimbun reruntuhan," katanya.
Menurut Dayanti, amukan angin puting beliung yang memorak-porandakan rumahnya itu terjadi sekitar 20 menit. Selama kejadian, lanjut dia, bayinya yang berusia enam hari itu terus menangis. Sedangkan Dayanti dan keluarganya tak henti-hentinya menyebut nama Allah.
"Saya nyebut saja, Allah, Allah, Allah. Ada yang azan juga. Bayi saya nangis. Sekeluarga saling melindungi, setelah kejadian kita saling menyelamatkan," ucapnya.
Menurut Dayanti, saat diselamatkan kondisi Herdiyanto masih bernafas. Namun, lanjut dia, Herdiyanto menghembuskan nafas terakhirnya saat dibawa ke rumah sakit terdekat. Dayanti mengaku ikhlas. Namun ia masih trauma.
"Meninggalnya (Herdiyanto) pas dibawa ke rumah sakit. Sekarang tak mau lihat rumah dulu, masih trauma," kata Dayanti.
Sementara itu, Kasie Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon Eman Sulaeman mengatakan data sementara sebanyak 165 rumah yang terdampak angin puting beliung. Pihaknya saat ini masih mendata rumah-rumah yang terdampak.
Pihaknya bekerjasama dengan Baznas Kabupaten Cirebon untuk pencairan bantuan kepada keluarga yang rumahnya terdampak. "Kita masih pendataan. Kita sudah kordinasi dengan Baznas. Bantuan nanti disesuaikan dengan kerusakan yang dialami," ucapnya.
Selain itu, petugas gabungan yang terdiri dari TNI, polisi, BPBD Kabupaten Cirebon, dan intansi lainnya mendirikan posko dan dapur umum di Balai Desa Panguragan Kulon.
Simak Juga 'Potret Kerusakan di Cirebon Usai Diterjang Puting Beliung':
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini