Salah seorang warga, Suwarti (31) merinding saat melihat amukan puting beliung. Suwarti yang tengah hamil delapan bulan itu langsung teriak menyebut nama Allah.
"Saya teriak-teriak, Allahuakbar, Allahuakbar. Keluarga langsung pada keluar. Waktu itu saya sedang di luar sekitar pukul 16.00 WIB," kata Suwari seraya mengelus perutnya saat berbincang dengan detikcom di kediamannya di Blok 4 Desa Panguragan Kulon, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (31/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suwarti menceritakan suasana mulai mencekam saat angin puting beliung menyapu tumpukan botol beling yang berada di sekitar rumahnya dari arah barat menuju ke timur, mendekati rumahnya. Sekedar diketahui, mayoritas warga Panguragan berprofesi sebagai pengepul dan bos rongsokan, seperti beling, plastik, besi, dan sebagainya.
Teriakannya Suwarti makin menjadi-jadi. Saat botol beling mulai naik ke atas mengikuti pusaran angin. Tak hanya itu, genting rumah Suwarti juga ikut berterbangan tersapu angin. Situasi semakin mencekam. Perempuan yang tengah menanti kelahiran bayinya itu mulai panik.
Suwarti beserta keluarganya lari menuju ke musala terdekat. "Angin mulai membesar, banyak genting sama botol terbang. Saya mengungsi ke musala, banyak orang yang takbir dan azan di sekitar saya itu," kata Suwarti.
Rupanya Suwarti tetap merasa tak aman saat mengungsi di musala. Puting beliung semakin besar. Ia beserta keluarganya bergeser ke masjid Panguragan yang berada di dekat Balai Desa Panguragan Kulon. Suwarti pun menangis saat melihat amukan angin puting beliung.
Menurut Suwari amukan puting beliung itu terjadi sekitar 30 menit. "Seram pisan (sekali). Sekitar setengah jam angin itu berputar-putar. Banyak yang nangis, banyak yang azan, menyebut nama Allah. Alhamdulillah selamat," ucapnya.
![]() |
Usai berbincang tentang suasana mencekam saat angin puting beliung menerjang rumahnya. Suwarti menunjukkan kondisi rumahnya yang rusak. Atap bagian rumahnya hancur, barang-barang di dapurnya berantakan.
"Ya atap rumah pada terbang, sampai ke dapur-dapur," katanya seraya menujukkan dapur rumahnya.
Sementara itu, Akrom (37) warga lainnya mengaku panik saat melihat amukan puting beliung. Akrom dan keluarganya langsung lari keluar rumah.
"Kita keluar rumah semua. Kejadian sore, pas orang rumah masih santai. 20 menit lebih angin itu berputar-putar. Kalau malam bahaya," katanya.
Akrom bersama keluarganya langsung mencari pegangan agar tak terbawa angin. "Tiba-tiba ata rumah saya terbang. Angin bolak-balik terus, saya pegangan pohon dekat rumah," ucapnya.
Sementara itu, Kasie Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon Eman Sulaeman mengatakan data sementara sebanyak 165 rumah yang terdampak angin puting beliung. Pihaknya saat ini masih mendata rumah-rumah yang terdampak.
Pihaknya bekerjasama dengan Baznas Kabupaten Cirebon untuk pencairan bantuan kepada keluarga yang rumahnya terdampak. "Kita masih pendataan. Kita sudah kordinasi dengan Baznas. Bantuan nanti disesuaikan dengan kerusakan yang dialami," ucapnya.
Selain itu, petugas gabungan yang terdiri dari TNI, polisi, BPBD Kabupaten Cirebon, dan intansi lainnya mendirikan posko dan dapur umum di Balai Desa Panguragan Kulon
Simak Juga 'Mencekamnya Terjangan Puting Beliung di Cirebon':
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini