Asep datang ke RSHS Bandung Rabu (19/12/2018) siang. Proses pengangkatan berlangsung pada Kamis (20/12/2018) sekitar pukul 08.00 WIB.
Proses pengangkatan menggunakan teknik endoskopi atau alat khusus yang dimasukkan melalui saluran tenggorokan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu (peluit) bukan ketelan, tapi tersedak. Kalau menelan, enggak bunyi (peluitnya)," ujar Lina menambahkan.
Menurutnya, keberadaan peluit ini tersangkut di percabangan utama bronkus kiri. Posisi peluit diketahui melalui bunyi yang keluar saat bocah itu bernafas. Sebab saat rontgen tidak memperlihatkan posisi peluit.
"Memang tidak terlihat dalam rontgen karena plastik. Untungnya peluit, ada bunyinya, bunyinya sendiri memberikan arahan pada kita posisinya di mana. Baru kita ambil pakai endoskopi," tutur Lina.
Meski sudah dua bulan bersarang di tubuh Asep, peluit itu tidak berdampak terhadap gangguan pernafasan. Usai operasi, tim dokter akan melakukan obeservasi lebih lanjut. Dia memperkirakan Asep sudah bisa pulang dari rumah pada Jumat 21 Desember 2018.
"Kalau baik mah pulang. Perawatan mungkin sehari kita observasi. Mungkin besok pulang," kata Lina. (mud/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini