Pantauan detikcom, Jumat (14/12/2018) siang, sejumlah orang meneriakkan 'Hidup KPK' dan 'Bangsat Katewak'. Warga sempat tertahan di pintu gerbang masuk yang dijaga sejumlah polisi dan petugas Satpol PP.
Namun, warga yang datang ke lokasi terus bertambah dan terus memaksa masuk ke area dalam Alun-alun Cianjur. Kayu dan seng pembatas juga dibongkar paksa warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dihubungi terpisah, Umar Burhanuddin mengaku sengaja mengadakan istigasah akbar dan makan nasi liwet. Undangan tersebut tersebar di media sosial dan aplikasi pesan singkat.
"1,6 ton beras untuk ribuan warga Cianjur yang ingin merayakan keberanian KPK menangkap bupati, yang artinya rezim dinasti di Cianjur tamat. Selain beras, kami juga menyiapkan lauk pauknya, untuk lokasi sebenarnya masih pembahasan bisa di area Alun-alun atau dimana," ujar Umar.
Irvan diduga memeras kepala SMP di Cianjur terkait Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan senilai Rp 46,8 miliar. Dana itu kemudian dipotong sebesar 14,5 persen oleh Irvan dan sejumlah pihak lainnya. Sementara itu, jatah untuk Irvan secara pribadi adalah 7 persen dari total DAK atau sekitar Rp 3,2 miliar.
Selain Irvan, tersangka lainnya yang terlibat perkara ini masing-masing Cecep Sobandi selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur, Rosidin selaku Kepala Bidang SMP di Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur, dan Tubagus Cepy Sethiady yang merupakan kakak ipar Irvan. Keempatnya kini telah ditahan KPK.
Simak Juga 'KPK Tetapkan Bupati Cianjur Tersangka Pemerasan Kepsek SMP':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini