Rumah warga yang roboh milik Gugun Hendrik (46) dan Lili Sumantri (42). Rumah Gugun yang memiliki luas bangunan 5 x 7 meter mengalami kerusakan paling parah hingga menyisakan puing bangunan saja.
"Posisi waktu kejadian yang di rumah saya ada istri, menantu, anak, sama cucu," kata Gugun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gugun menuturkan sewaktu kejadian berlangsung dia tengah membersihkan genangan air setinggi 40 sentimeter di depan rumahnya. Tiba-tiba, menurut dia, terdengar bunyi reruntuhan yang berasal dari bagian belakang rumahnya. Ia memerintahkan menantu dan istrinya keluar menyelamatkan diri, sedangkan anak dan cucunya masih berada di dalam.
"Saya segera menyuruh seisi rumah untuk keluar, tiba-tiba rumah ambruk tertimpa bangunan di atasnya. Saya balik ke rumah selamatkan cucu yang tidur di kamar, tapi anak saya terjepit bongkahan kayu," tuturnya.
Gugun menyebut terjadi dua kali runtuhan yang jaraknya berselang sekitar lima menit. Setelah menyelamatkan cucunya dan bantuan dari tetangga berdatangan, sambung dia, runtuhan yang kedua itu nyaris merenggut nyawanya.
"Bata yang satu meter setengah yang hampir menimpa," ucap dia.
Gugun menyebut anak dan tiga orang tetangganya mengalami luka ringan lalu dibawa ke Klinik Sespim Polri. Meski tak ada satu pun barang yang sempat diselamatkan, dia mengaku bersyukur anggota keluarganya selamat. "Untuk sementara keluarga saya dievakuasi ke rumah tetangga," kata Gugun.
Kasi Trantib Kecamatan Lembang Amas mengatakan pihaknya masih menginventarisir total bencana yang terjadi di wilayahnya. Sejauh ini, dampak terparah bencana ialah ambruknya rumah di Desa Kayuambon dan Jayagiri.
"Kami masih menghitung jumlah titik bencana di Lembang, dugaan sementara bencana terjadi karena hujan yang sangat deras, ditambah daya tampung saluran drainase kurang memadai, disamping dangkal, juga terjadi penyempitan saluran," tutur Amas. (bbn/bbn)