Mereka adalah anggota Komunitas Makro Foto Sukabumi yang hari ini secara serentak mengikuti kegiatan yang dinamai Hunting atau berburu dengan sasaran objek-objek kecil, konsep alam alias natural.
Selain bunga, serangga hingga hewan reptil tidak luput dari bidikan kamera. Melalui layar kamera mereka membidik perlahan, beberapa kali jepretan tidak lantas membuat mereka puas dan mengulang kembali bidikannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya seni melukis cahaya melalui ajang hunting bareng diwajibkan untuk menggunakan lensa makro. Karena mayoritas anggotanya menggunakan ponsel tak jarang mereka menggunakan lensa tambahan yang dikenal dengan sebutan Lensbong atau Lensa Bongkaran.
"Alat ini namanya Lensbong, bisa dibeli yang sudah jadi atau bisa juga merakit sendiri. Ini contoh beberapa lensa yang sengaja saya buat sendiri dari bekas DLSR. Mayoritas kami lebih simpel menggunakan kamera ponsel ditambah Lensbong," ujarnya.
![]() |
Hasil bidikan dari jarak dekat memang menghasilkan detil objek yang ciamik, tingkat keseriusan hingga tangan tidak boleh bergetar saat membidik adalah keharusan bagi penggemar fotografi dengan lensa makro.
"Asyiknya itu saat mengambil gambar, karena jarak super dekat sampai ada yang nungging-nungging. Kadang kita juga menyebut kegiatan ini dengan sebutan "Nonggeng Days", kategori gaya fotografer saat membidik kadang juga dinilai ketika ada perlombaan yang paling unik gayanya sampai paling gokil juga dinilai," lanjut Denda seraya tertawa.
Sementara itu, Indra Budiman penghobi lensa makro yang juga anggota Komunitas Makro Sukabumi mengatakan setiap fotografer makro harus memiliki konsep sendiri dan skill. Tidak seperti fotografer pada umumnya, objek bidikan mereka lebih banyak hewan berukuran kecil.
"Kita kadang mengajak komunitas reptil juga, mereka membawa 'model' nya sendiri mulai dari ular, buaya, tokek kalau serangga dan bunga biasanya tersedia di alam atau lokasi tempat membidik," tuturnya.
"Bedanya, kita harus ngikutin model atau objek bidikan dan tidak bisa kita atur. Tingkat kesulitan untuk mengambil gambar detil cukup tinggi, kalau si objek enggak pas pose atau momen saat kita jepret bisa jadi hasilnya gagal, ngeblur dan kepotong. Makanya kadang kita sampai nungging-nungging dan tahan napas," menambahkan.
Seluruh hasil jepretan komunitas ini nantinya akan di posting san dilombakan secara nasional melalui taggar di media sosial.
Tonton juga ' Mengintip Deretan Foto Prewedding ''Crazy Rich Surabayan'' ':
(sya/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini