AHY menilai Pilpres 2019 hanya menguntungkan bagi PDIP dan Gerindra, tapi tidak untuk partai lain. "Bisa dilihat hasil survei sejumlah lembaga, yang mendapat elektoral positif PDIP dengan Pak Jokowi dan Gerindra dengan Prabowo. Nah, yang terjadi di partai lain semua mengalami penurunan dan ada yang posisi tidak aman jauh dari parliamentary threshold," tutur AHY dalam acara Ngariung Bareng Media di Kota Bandung, Rabu (28/11/2018).
Menurutnya, dengan fakta tersebut, justru Pilpres bisa menggerus suara partai di Pileg. Maka itu, AHY menegaskan, diperlukan perjuangan dan strategi agar hal itu tidak terjadi pada Demokrat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak hentinya turun ke lapangan, terus menyusuri berbagai dapil memberikan dukungan moril pada caleg yang berjuang," ucapnya.
Untuk merealisasikan hal itu Demokrat gencar melakukan operasi darat seperti door to door dan operasi udara melalui media massa juga media sosial.
Selain dua hal tersebut, AHY selalu mengingatkan para caleg untuk berjualan masa lalu mengenai apa yang pernah diperbuat Demokrat dengan 10 tahun Indonesia dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan masa depan dengan 14 program yang akan diperjuangkan.
"Masyarakat juga ingin tahu apakah ada tokoh yang bisa diharapkan ke depan. Saya siap jadi harapan masa depan Demokrat. Termasuk Kang Dede (Dede Yusuf), Kang Ruli (Chairul Yaqin Hidayat) dan Kang Hengky (Hengky Kurniawan). Di sini tidak ada superman, tapi super tim," ujar AHY. (tro/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini