Sektor Pariwisata Bisa Menjadi Penggerak Ekonomi Indonesia

Sektor Pariwisata Bisa Menjadi Penggerak Ekonomi Indonesia

Mochamad Solehudin - detikNews
Rabu, 28 Nov 2018 21:09 WIB
Menteri Pariwisata Arief Yahya (Foto: Johanes Randy/detikcom)
Pangandaran - Pemerintah pusat akan mendorong sektor pariwisata menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Potensi wisata yang besar hampir di seluruh wilayah Indonesia diyakini bisa menjadi penghasil devisa terbesar.

Menteri Pariwisata Arief Yahya optimistis sektor pariwisata akan menjadi penyumbang devisa terbesar untuk Indonesia bila dikelola secara maksimal. Contohnya saja ada beberapa daerah yang pendapatan asli daerah (PAD) meningkat secara signifikan setelah mengelola sektor wisatanya secara baik.

"Di Samosir tumbuh 81 persen PAD-nya karena kontribusi pariwisata. Banyuwangi juga menjadi destinasi wisata terbaik menurut UNWTO (organisasi wisata dunia)," kata Arief dalam diskusi di Hotel Pantai Indah Timur, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Rabu (28/11/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Arief, pemerintah pusat saat ini tengah berupaya meningkatkan nilai jual wisata di Indonesia. Berbagai proyek infrastruktur, promosi, hingga membuat daerah tujuan wisata baru agar para investor datang dan menanamkan modalnya.

"Tol road dibuat dari Kuala Namu ke Tebing Tinggi. Kereta api direaktivitas dari Kuala Namu ke Siantar. Kalau akses ada, investor pasti datang," ujarnya.

Pemerintah saat ini telah menetapkan tiga destinasi utama pariwisata, yakni Bali Raya, Jakarta Raya dan Batam Raya. Ketiga kawasan itu mampu menyedot 90 persen wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Selain itu, pemerintah juga sedang mendorong hadirnya sepuluh daerah wisata baru yang dia sebut Bali Baru. Apalagi Indonesia memiliki banyak potensi wisata yang besar untuk dikembangkan.

"Indonesia punya 88 kawasan strategis nasional. Makanya kita menciptakan 10 Bali Baru," kata Arief.

Agar 10 kawasan pariwisata itu terealisasi, menurutnya diperlukan investasi sekitar 20 miliar USD atau sekitar Rp300 triliun. Pendanaan itu bersumber dari pemerintah dan juga pihak swasta.

"Satu detinasi rata-rata 2 miliar (USD), kalau dirupiahkan 300 triliun. Dibag-bagi. Satu miliar (USD) dari pemerintah, satu miliar lagi dari private investment," ucapnya.

Mengenai pengembangan Pangandaran agar menjadi wisata kelas dunia, menurutnya perlu dilakukan berbagai hal. Terutama keberadaan bandara internasional demi memudahkan para wisatawan.

"Akses udara penting. Susah kalau kita tidak memiliki bandara internasional. Dari Bandung jauh, Jakarta jauh," ujar Arief.

Dia memastikan pemerintah pusat akan mendorong pengembangan wisata dengan menjadikan Pangandaran sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK). Dengan dijadikan KEK, menurutnya pemerintah pusat akan maksimal dalam memberi bantuan keuangan yang akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyambut baik rencana dari pemerintah pusat terutama Kementrian Pariwisata. Dia juga ingin menjadikan wisata sebagai roda penggerak ekonomi Jawa Barat ke depan.

"Musrenbang (Jawa Barat) sudah menetapkan pariwisata menjadi lini utama," katanya.

Pria yang akrab disapa Emil juga menyambut baik komitmen pemerintah pusat untuk menjadikan Pangandaran sebagai KEK.

"Pak Meneteri komit, menggolkan KEK Pangandaran, Maret 2019. Kalau sudah ditetapkan maka berdasarkan peraturan, akan turun banyak bantuan dari pemerintah pusat," ujar Emil. (mso/bbn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads