Cegah Radikalisme, Ajengan Masuk Sekolah di Jabar Tahun Depan

Cegah Radikalisme, Ajengan Masuk Sekolah di Jabar Tahun Depan

Mochamad Solehudin - detikNews
Kamis, 22 Nov 2018 13:23 WIB
Foto: Mochamad Solehudin
Bandung - Pemprov Jabar akan menggulirkan Gerakan Ajengan Masuk Sekolah (GAMS) mulai tahun depan. Program ini sebagai upaya meningkatkan karakter dan akhlak para siswa sekaligus menghalau paham radikalisme di sekolah.

Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum menyatakan, program GAMS merupakan tindak lanjut nawacita Presiden Joko Widodo di bidang pendidikan. Tujuan pendidikan yang diinginkan selain mencerdaskan bangsa tapi juga meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada siswa.

"Pendidikan dimana ada penyesuaian atau turunan dari nawacita Pak Jokowi, tujuan pendidikan. Nawacita Pak Jokowi adalah pendidikan karakter dan revolusi mendat, visi misi Jabar yang dibawa kami dan Kang Emil (Ridwan Kamil) adalah Jabar Juara Lahir Batin," ucap Uu, di Kantor Disdik Jabar, Kota Bandung, Kamis (22/11/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam menjalankan gerakan atau program ini pihaknya akan menggandeng para ajengan dan kiai yang ada di pesantren-pesantren di Jawa Barat. Dengan begitu diharapkan bisa memperkuat pemahaman agama di kalangan peserta didik terutama di tingkat SMA, SMK dan sederajat.

"Karena kami bukan ajengan dalam program ini kami akan libatkan para kiai dan ajengan dengan nama Gerakan Ajengan Masuk Sekolah. Mudah-mudahan program ini mampu menjawab keresahan orang tua melihat banyak anak tingkah lakunya tidak sesuai moral," katanya.

Program ini juga, kata Uu, sudah diterapkan di Kabupaten Tasikmalaya. Di samping untuk meningkatkan keimanan dan akhlak, juga untuk menangkal paham radikalisme di sekolah khususnya dan Jawa Barat umumnya.

"Program ini disamping untuk meningkatkan moral dan akhlak, juga itu (menangkal radikalisme). Ini akan dimulai pada tahun ajaran baru," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jabar Ahmad Hadadi menambahkan Gerakan Ajengan Masuk Sekolah tidak hanya menyasar siswa beragama Islam saja. Tapi juga untuk siswa agama lainnya. Kemampuan guru-guru agama akan ditingkatkan dengan adanya gerakan ini.

"Penguatan pendidikan karakter dan pendidikan agama. Kami akan intergasikan dengan regulasi yang ada. Intinya kita ingin memperkuat guru-guru pendidikan agama. Tidak hanya Islam saja tapi juga agama lain. Sehingga bisa memberikan pembelajaran yang komprehensif kepada para peserta didik," ucapnya.

Untuk memulai gerakan ini, dalam waktu dekat pihaknya akan segera melakukan pertemuan dengan berbagai pihak. Mulai dari guru pendidikan agama Islam, tokoh-tokoh di pondok pesantren termasuk dari pelaku pendidikan lainnya.

Hal itu bertujuan untuk membuat standarisasi yang akan diterapkan pada program ini. Sehingga program ini tidak melanggar aturan dan juga memberi banyak manfaat kepada siswa ke depannya.

"Jadi nanti guru yang sudah diperkuat kemampuannya yang memberi pengajaran. Sehingga sesuai dengan kurikulum. Dari Ponpes itu sifatnya narasumber dan memberi masukan kepada para guru-guru," katanya.



Dalam tahap awal pihaknya akan menerapkan gerakan ini di 800 sekolah negeri di tambah sejumlah sekolah swasta yang ada di Jabar. Namun dia belum bisa mengungkapkan angka pasti termasuk anggaran yang harus disiapkan untuk merealisasikan program tersebut.


Saksikan juga video 'BIN : 7 PTN Terpapar Paham Radikalisme':

[Gambas:Video 20detik]


Cegah Radikalisme, Ajengan Masuk Sekolah di Jabar Tahun Depan
(mso/ern)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads