Kepala BPBD Jabar Dicky Saromi menyatakan, wilayah selatan dan tengah Jawa Barat termasuk daerah yang memiliki potensi bencana longsor dengan kategori tinggi. Merujuk peta zona kerentanan gerakan tanah 25 daerah di Jabar termasuk rawan bencana longsor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hanya dua kota tidak rawan longsor yakni Depok dan Bekasi. Sisanya kategori sedang dan tinggi," kata Dicky, di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (14/11/2018).
Menurutnya, tingginya potensi bencana longsor di Jabar terjadi karena beberapa hal. Selain kondisi geografis yang berbukit, kondisi lingkungan yang mulai berubah akibat pembangunan menjadi salah satu penyebab terjadinya bencana.
"Ini terjadi karena pembangunan, intensitas hujan (yang tinggi) dan penyebab lainnya," kata dia.
Selain bencana longsor, pihaknya juga menyebut ada 13 kabupaten/kota yang berpotensi tinggi terjadi banjir. Daerahnya Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Subang, Purwakarta, Karawang, Bekasi, Kota Bandung dan Kota Cirebon.
Demi meningkatkan kewaspadaan akan bahaya bencana, pihaknya telah menetapkan status bencana banjir dan longsor sejak 1 November 2018-31 Mei 2019. Penetapan status tersebut berdasarkan SK Gubernur Jabar Nomor 362/Kep.1211-BPBD/2018.
"Perlu kesiapsiagaan saat memasuki awal musim di Oktober-November dan saat puncak musim hujan di Januari 2018. Maret-April 2019 terkait potensi gerakan tanah, bencana banjir dan bandang," ujarnya.
(mso/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini