Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan, secara histori wilayah Bandung selatan merupakan daerah yang kerap diterpa banjir. Hal ini menurutnya menjadi masalah ketika masyarakat mulai bermukim di wilayah tersebut.
"Memang belum maksimal, jadi pembebasan Cieunteung itu luasnya harus lebih maksimal. Jadi coba selidiki dalam sejarah Bandung selatan itu dulu enggak ada manusia saja daerah itu banjir. Tapi manusia dalam sejarahnya berkumpul memutuskan di situ. Paling betul itu tidak bermukim di zona yang dari dulunya daerah basa," ucapnya, di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (12/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kamis saya akan rapat Citarum salah satunya minta anggaran agar saya bisa belanja di tahun depan. Salah satunya cari lahan kosong untuk bikin danau tambahan. Jadi sepanjang Citarum ada danau kecil jumlahnya banyak jadi parkir airnya enggak hanya di Cieunteung. Kalau hanya mengandalkan Cieunteung secara teori enggak akan cukup," ucapnya.
Pria yang akrab disapa Emil memperkirakan butuh tiga sampai empat lagi danau buatan sebesar kolam retensi Cieunteung. Kolam-kolam tersebut akan disiapkan sebagai tempat parkir air.
"Jadi gini, Cieunteung itu memang untuk melimpaskan air hujan dan Citarum, tapi dengan ukurannya yang sekecil itu tidak memadai. Maka teorinya akan bikin pola yang sama di lokasi lain. Minimal butuh tiga sampai empat danau segede Cieunteung untuk memarkirkan air saat meluap," ucapnya.
Simak Juga 'Ridwan Kamil Ajak Milenial Terlibat dalam One Village One Company':