Massa yang tergabung dalam Himpunan Driver Bandung Raya (HDBR) ini beramai-ramai mendatangi kantor Gojek Bandung di Jalan Ibrahim Adjie, Kota Bandung, pada Jumat (2/11/2018). Berjaket gojek dipadu rompi bertuliskan 'HDBR' ini menyuarakan aspirasinya di depan kantor Gojek.
Ditemui usai aksi, ketua HDBR, Iyan Langit Restu mengatakan permasalahan adanya aplikasi Fake GPS ini dianggap merugikan bagi pengemudi yang bekerja secara jujur. Hal ini menjadi polemik diantara sesama pengemudi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iyan mengatakan aplikasi Fake GPS sendiri mudah didapatkan dengan cara mengunduh di Playstore. Dia menjelaskan pengemudi yang menggunakan aplikasi ini bisa mendapatkan penumpang pengemudi berada jauh dari penumpang.
Contohnya, kata dia, posisi asli pengemudi berada di titik A sedangkan pemesan berada di titik B yang jaraknya jauh. Dengan menggunakan aplikasi tersebut, posisi pengemudi bisa otomatis dekat dengan pemesan dan pengemudi mudah mendapatkan pesanan karena sistem dari online ini pengemudi akan mendapat orderan dari pemesan yang ada di dekatnya.
"Karena memang harus dipahami bahwa online sendiri canggih, tidak seperti pangkalan. Karena kami tidak mungkin sekelas online mangkal pinggir jalan, enggak akan mungkin karena bukan karakteristik online itu sendiri harus mangkal di mal dan trotoar," katanya.
Menurut Iyan, sejauh ini di Kota Bandung hampir mayoritas pengemudi ojek online menggunakan aplikasi tersebut. Bahkan dia menghitung hampir 70 persen pengemudi ojek online menggunakan aplikasi itu.
Oleh karenanya, dia meminta agar pihak Gojek mengambil tindakan untuk menangkal aplikasi ini. Sehingga antar sesama pengemudi bisa bekerja secara jujur.
"Keinginan kita adalah supaya jangan drivernya yang diberi sanksi, justru Fake GPS-nya yang harus dinonaktifkan, dihapus atau minimal dicounter," ucap dia.
Sementara pihak Gojek mengungkapkan telah mendengar keluhan serta keinginan dari para mitra kerjanya. Permintaan dari para pengemudi akan disampaikan ke kantor pusat.
"Mungkin itu kami sudah lakukan mediasi dan selalu terbuka mendengarkan aspirasi teman-teman HDBR. Kalau untuk itu (Fake GPS) kami tertulis dulu nanti saya akan follow up lagi," ucap Head Regional Coorporate Communication Gojek Jabar Wildan Kesuma yang menerima massa pengemudi ojol.
Pihaknya mengapresiasi informasi yang disampaikan para mitranya itu. Dia juga mengapresiasi para pengemudi yang sudah bekerja tanpa menggunakan aplikasi Fake GPS.
"Kami apresiasi ada temen-temen yang jujur yang beroperasi dengan tekun dan kerja keras tanpa menggunakan Fake GPS," kata Wildan. (dir/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini