Kepala BNN Jabar Brigjen Sufyan Syarif mengajak aparat kewilayahaan dan elemen masyarakat di pedesaan bersama-sama memberantas kejahatan narkotik.
"Desa menjadi perhatian kami. Sindikat narkotik dengan berbagai cara masuk ke masyarakat desa di Jabar. Pola sindikat narkoba yaitu selalu meregenerasi pemakai," ucap Sufyan saat menyambangi kantor detikcom Biro Jabar di kawasan Trans Studio Bandung (TSB), Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Kamis (1/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya Desa Bebas dari Narkoba atau 'Bersinar'," kata Sufyan.
Perubahan sosial masyarakat di pedesaan, sambung dia, menjadi faktor masuknya ragam narkoba dari sindikat melalui suplai bandar skala besar dan kecil. Sejauh ini, menurut Sufyan, tercatat sudah 9 kabupaten-kota di Jabar yang menerapkan program Desa 'Bersinar'.
"Desa-desa itu antara lain di Bogor, Sumedang, dan Karawang. Kami buat masif program tersebut. Strategi sederhana ini sangat efektif untuk memberantas narkoba di desa," tutur jenderal polisi bintang satu ini.
Menurut Sufyan, 20 juta jiwa usia produktif dari jumlah 48 juta jiwa penduduk Jabar menjadi sasaran empuk pebisnis narkoba. BNN Jabar menyoroti serius persoalan tersebut
"20 juta jiwa usia produktif atau usia SMP hingga bekerja ini sangat rawan penyalahgunaan narkoba. Mereka yang tinggal di desa dan kampung bisa saja kena narkoba. Ya karena narkoba itu silent killer. Semua kalangan, mau orang kaya atau miskin, bisa kena narkoba," ujarnya.
Guna menggalakkan Desa 'Bersinar', BNN Jabar bekerja sama dengan TNI-Polri berkaitan penindakan terhadap pengedar narkoba. Selain itu, kata Sufyan, tim bentukan warga desa dapat berperan aktif menyosialisasikan bahaya narkoba.
"Babinsa, Bhabinkamtibmas dan warga boleh menangkap pengedar, ya asalkan ada barang bukti dan saksi. Nanti selanjutnya dapat berkoordinasi dengan BNN untuk proses hukum lebih lanjut," ucap Sufyan.
Narkoba jenis sabu dan ganja, menurut Sufyan, tak sulit diperoleh masyarakat. Begitu pun warga yang tinggal di desa dan kampung. Sufyan mencontohkan begitu gampangnya kalangan menengah bawah membeli paket narkoba yang sengaja dijual murah oleh pengedar.
"Sekarang nelayan, pekerja tambang pakai, pekerja kebun sawit, serta buruh pelabuhan bisa pakai sabu dan ganja. Harga satu paket kecil sabu untuk empat orang dijual seharga Rp200 ribu," katanya.
Sufyan menargetkan konsep Desa 'Bersinar' di Jabar ditiru provinsi lain. Soal Desa 'Bersinar' ini, dia melanjutkan, mendapat restu BNN Pusat.
BNN Jabar sudah berkoordinasi dengan beberapa pemerintah daerah untuk menyukseskan Desa 'Bersinar'. "Konsep seperti ini sebagai proyek percontohan. Desa 'Bersinar' di Kabar merupakan desa pemberantasan serta pencegahan narkoba, dan rehabilitasi pengguna narkoba. Kalau semua berjalan efektif, lingkup peredaran narkoba di desa-desa makin sempit," pungkas Sufyan. (bbn/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini