"Kampanye yang kita lakukan 100 persen positif tidak ada kampanye negatif dan kita mengecam pihak-pihak apalagi pimpinan partai politik yang mendorong dilakukannya kampanye negatif," kata Romy saat ditemui di Hotel Golder Flower, Kota Bandung, Senin (22/10/2018).
Rommy tidak sepakat adanya kampanye negatif. Apalagi dalam agama Islam dilarang menjelekan lawan politik dengan menyebarkan propaganda-propaganda negatif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia tidak ingin pesta demokrasi tahun depan dirusak oleh oknum politisi yang mengusung kampanye negatif. Pasalnya dia ingin, Pileg dan Pilpres tahun depan benar-benar menjadi pesta demokrasi yang menyenangkan bagi masyarakat.
"Pesta demokrasi ini semestinya menjadi ajang yang menyenangkan dan menggembirakan bukan ajang yang mengintimidasi dan saling menjatuhkan. Mari kita sama-sama didik masyarakat yang kita tahu separuhnya lulusan SD ke bawah untuk melihat Pemilu itu sebagai ajang perlombaan yang beradab," ucapnya.
"Jadi mari kita sama-sama budayakan kampanye positif. Kita saling mengkampanyekan kelebihan bukan mencari-cari kesalahan apalagi membuat hoax," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden PKS Sohibul Iman mempersilahkan kader-kadernya berkampanye negatif untuk meraih suara dalam Pemilu 2019. Namun, Sohibul memberi batasan.
"Saya mengatakan 80 persen kampanye kita harus positive campaign. Silahkan masuk ke negative campaign, cukup 20 persen," kata Sohibul dalam Konsolidasi Nasional di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Minggu (14/10/2018) lalu.
Simak Juga 'Beda Kampanye Hitam dan Kampanye Negatif':
(mso/ern)











































