Bocah Terduga Pencabul Bayi Hidup Kelam di Kawasan Pelacuran

Bocah Terduga Pencabul Bayi Hidup Kelam di Kawasan Pelacuran

Luthfiana Awaluddin - detikNews
Rabu, 03 Okt 2018 12:58 WIB
Foto: Andhika Akbarayansyah
Karawang - Fenomena penyimpangan seksual di kalangan anak jalanan terjadi di wilayah Karawang, Jawa Barat. S, anak jalanan di kawasan Stasiun Karawang misalnya. Terduga pelaku sodomi disertai pembunuhan itu mengaku pernah jadi korban sodomi anak jalanan lainnya.

"Ini seperti fenomena gunung es. Akan terus berlangsung seperti itu. Karena ketika seseorang jadi korban ada kemungkinan dia jadi seorang pelaku," kata Cempaka Putrie Dimala, psikolog P2TP2A Karawang saat dihubungi detik via telepon, Rabu (3/10/2018)

Cempaka melakukan observasi kepada S untuk membantu polisi mengungkap kasus dugaan pencabulan disertai pembunuhan seorang bayi 1,5 tahun di kawasan Klari, Karawang Timur. S diduga kuat sebagai pelaku karena ditemukan membekap korban di dalam toilet. Korban meninggal tak lama setelah ditemukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Saat Cempaka menelisik kondisi psikis S menggunakan metode khusus, terungkap jika S mengalami kehidupan yang keras dan brutal. Hampir setiap hari, kata cempaka, S tidur di emperan toko. Penghasilan seadanya dari mengamen digunakan untuk membeli lem dan rokok. "Sedangkan ia makan seadanya saja," ungkap Cempaka.

Di tengah hidup yang sulit itu, S juga kerap mendapat pelecehan seksual dari anak jalanan lainya. "Dia juga korban sodomi beberapa anak jalanan lain yang lebih dewasa. Saat menerima perlakuan itu. Ia sebetulnya menderita. Dia kesakitan," ungkap Cempaka.

Selain penderitaan fisik dari serangkaian kekerasan seksual itu. S juga menderita secara psikis karena diterlantarkan kedua orang tuanya.



Cempaka menuturkan, S bercerita jika sejak kecil, dia tidak tinggal dan diasuh ibunya. Alhasil sehari - hari ia hidup menggelandang di emperan toko sekitar Stasiun Karawang. Menurut penuturan S, ia berasal dari Seer, kawasan prostitusi kumuh di dekat Stasiun Karawang.

"Sedangkan ia tidak tahu sosok ayahnya. Dia bilang sudah meninggal," katanya.

Meski begitu, kata Cempaka, S ingin bertemu ibunya karena sudah sangat rindu. Hal itu terungkap saat Cempaka membujuk S menulis nama ibunya. "Dia bisa menulis nama ibunya dan mau berusaha menggambar sosok ibunya," tutur Cempaka.

"Saat menggambar ibunya, dia bergumam ingin bertemu ibunya," kata Cempaka.

Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya menyatakan saat ini, polisi belum bisa menemukan ibu kandung bocah tersebut. "Kami mencari tapi masih belum ditemukan," singkat Slamet saat dikonfirmasi detik.




Tonton juga 'Bocah 1,5 Tahun di Karawang Tewas Diduga Jadi Korban Pencabulan':

[Gambas:Video 20detik]

(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads