PBNU bekerjasama dengan Keraton Kasepuhan Cirebon menggelar festival tajug. Tujuannya untuk mengingatkan masyarakat tentang wasiat dari Sunan Gunung Jati tersebut. Rais Syuriyah PBNU KH Musthofa Aqil Siradj mengatakan Festival Tajug akan diselenggarakan di lingkungan Keraton Kasepuhan Cirebon.
"Ini pertama kalinya. Tajug itu artinya musala, surau, dan sejenisnya. Kita ingatkan kembali masyarakat tentang wasiat Sunan Gunung Jati. Kemudian, kita kembalikan pernanan keraton sebagai pesantren, dulu seperti itu," kata Musthofa kepada awak media saat jumpa pers di Ponpes Kempek, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (2/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tajug itu melambangkan agama atau akidah. Sedangkan fakir miskin melambangkan pemberdayaan ekonomi. Tentunya pesan dari Sunan Gunung Jati ini wajib kita laksanakan dalam konteks membangun masyarakat," kata Musthofa.
Di tempat yang sama, Humas Keraton Kasepuhan Cirebon Ahmad Jazuli mengatakan pihak keraton menyambut baik terobosan PBNU untuk menggelar festival tajug. Menurut Ahmad, festival tajug tersebut bisa mengembalikan jati diri masyarakat Cirebon.
"Ini bisa menjadi kebangkitan masyarakat Cirebon. Ada sekitar 30 masjid atau tajug tua yang berada dalam naungan keraton, usianya dari 300 sampai 600 tahun," katanya.
Tonton juga 'Tradisi Tabuh Bedug di Keraton Kasepuhan Cirebon':
(ern/ern)











































