Isak Tangis Warnai Aksi Ribuan Guru Honorer di Sukabumi

Isak Tangis Warnai Aksi Ribuan Guru Honorer di Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikNews
Rabu, 19 Sep 2018 14:03 WIB
Foto: Syahdan Alamsyah
Sukabumi - Isak tangis mewarnai aksi ribuan guru honorer di Gelanggang Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (19/9/2018). Aksi tersebut mendapat pengawalan dari sebanyak 300 personel kepolisian dari Polres Sukabumi Kota.

Lagu hymne guru terdengar melalui pengeras suara, kompak ribuan peserta aksi menyanyikan lagu tersebut secara bersama-sama. Ada enam tuntutan yang disampaikan kepada pihak pemerintah, poinnya adalah peningkatan kesejahteraan melalui upah layak dan pengakuan.

"Hari ini ada 3.000 lebih yang datang mewakili hampir 15 ribu lebih rekan-rekan guru honorer yang tidak bisa datang. Ini hanya pemanasan saja, kita ingin tuntutan kita didengar pihak pemerintah kalau ternyata belum ada hasil kita longmarch ke pendopo dan DPRD Kabupaten Sukabumi," kata koordinator aksi Kris Dwi Purnomo kepada awak media di gelanggang Cisaat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kris menjelaskan, para guru meminta pengakuan dengan dibuatnya Surat Keputusan (SK) dari bupati soal guru honorer. Menurutnya Kabupaten Garut dan Kota Sukabumi sudah memenuhi tuntutan dibuatnya SK sementara, Kabupaten Sukabumi malah tertinggal.

"SK itu berupa pengakuan tentang guru honorer dari pemerintah Kabupaten Sukabumi, nantinya diiringi dengan peningkatan kesejahteraan dan upah layak untuk kami," lanjut dia.

Isak Tangis Warnai Aksi Ribuan Guru Honorer di SukabumiFoto: Syahdan Alamsyah


Sejumlah peserta aksi yang datang terlihat menangis saat lagu hymne guru diputar. Empar (46) misalnya guru SD di Kecamatan Nyalindung ini tidak kuasa menahan air mata saat lagu tersebut diputar. Dia mengaku haru karena baru kali ini melakukan aksi secara kompak bersama rekan senasibnya.

"Guru honorer ada yang belasan hingga puluhan tahun mengabdi, gaji dibayar per tiga bulan nggak sampai satu juta. Ada yang nyambi jualan, ada yang ngajar ngaji tapi jauh dari kesejahteraan dan upah layak. Ketika lagu hymne guru diputar saya enggak kuat nahan haru," ujar pria bergelar Sarjana Pendidikan Islam tersebut.

Isak Tangis Warnai Aksi Ribuan Guru Honorer di SukabumiFoto: Syahdan Alamsyah


Empar sehari-harinya mengajar ngaji dan isi ceramah, sebagai ustaz di kampungnya dia tidak pernah meminta bayaran kepada murid ngaji atau pihak yang memintanya ceramah.

"Kadang saya gratiskan, kalau ada yang kasih rejeki saya terima. Kegiatan itu saya isi kalau sedang enggak ngajar di sekolah," ungkapnya.

"Kalaupun jadi PNS bukan nasib atau jodoh kami minimal punya SK dari Pemkab Sukabumi, gaji yang memadai dan jaminan kesehatan. Tugas kita sama beratnya dengan guru PNS, tapi rejekinya jauh dari kata layak," tandas dia. (sya/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads