Pintu yang cukup untuk satu orang itu berada tepat di bagian belakang rumah milik Rahmat. Pintu tersebut dibuatnya sekitar 2016 lalu berbarengan dengan dibangunnya rumah Rahmat.
"Sengaja saya buat karena saya masih punya rasa sosial. Saya masih punya rasa keprimanusiaan," ucap Rahmat saat berbincang dengan detikcom di rumahnya, Selasa (18/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Rahmat merasa itikad baik itu rupanya berbalik. Rahmat mengaku Eko selalu menyudutkannya dengan mengatakan telah menutup akses jalan ke rumahnya. "Salah besar. Ini saya buat pintu khusus untuk dia. Apakah saya setega itu sampai mau menutup jalan," ucap Rahmat dengan nada kesal.
Setahu Rahmat, rumah Eko bukanlah tempat tinggal. Menurutnya sejak dulu rumah tersebut dikenal sebagai rumah kontrakan, sementara Eko dan keluarganya tinggal di tempat lain.
"Setahu saya ini itu kontrakan, karena pas saya bangun ada yang isi tapi pindah. Pas ngebangun saya buatkan pintu ini buat Eko, bukan untuk komersil (kontrakan). Tapi karena Eko tidak pernah tinggal di sini jadi enggak pernah dipakai pintunya," katanya.
![]() |
"Jadi salah besar kalau dikatakan kita yang blokir jalan," tegas Rahmat.
Rahmat memastikan ia dan tetangga yang lain telah beritikad baik dengan menawarkan berbagai pilihan seperti membeli rumah Eko dan mengajaknya musyawarah. Namun menurut Rahmat Eko tidak pernah ada itikad baik.
Pantauan detikcom di belakang rumah Rahmat terdapat pintu yang tersambung dengan rumah Eko. Untuk masuk ke rumah Eko ada tiga tangga yang cukup curam mengingat tempatnya yang sempit dan tinggi.
Setelah melewati tangga tersebut langsung bisa terlihat salah satu sudut rumah Eko yang bercat hijau. Terlihat ada tiga pintu yang merupakan kontrakan milik Eko. Namun karena sudah lama tidak ditempati kini kondisinya berantakan dan kotor oleh sampah.
Saksikan juga video 'Plt Wali Kota Bicara soal Rumah Eko yang Dikepung Tembok Tetangga':
(tro/ern)