Pensiunan Guru di Cianjur Ini Rawat ODGJ Tanpa Teralis

Pensiunan Guru di Cianjur Ini Rawat ODGJ Tanpa Teralis

Syahdan Alamsyah - detikNews
Senin, 17 Sep 2018 11:38 WIB
Foto: Syahdan Alamsyah
Cianjur - Nurhamid Karnaatmaja (55), pensiunan guru ini mengabdikan dirinya sebagai perawat Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Cianjur, Jawa Barat. 33 tahun pengalaman sebagai pendidik, dia terapkan untuk 'murid' barunya di panti yang dia sebut Istana Komunitas Sehat Jiwa (KSJ).

Belakangan kepanjangan dari KSJ dihilangkan, menurut Nurhamid kalimat itu justru memicu stigma negatif bagi pasien dan masyarakat.

"Cukup KSJ saja tanpa arti, seperti ada nama jalan ABC itu tanpa arti. Arti kepanjangan dari KSJ dulu khawatir memicu stigma negatif, pasien nanti ketika sembuh merasa ada apa dengan jiwa saya atau seburuk itukah saya. Karena ditempat ini kami bersama membangun kesetaraan," kata pria berjenggot putih itu kala ditemui detikcom, di Kampung Nagrak, RT 02 RW 10 Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat Senin (17/9/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nurhamid memiliki latar belakang guru Sekolah Dasar (SD) begitu lulus dari SPGN tahun 1979 dia langsung bertugas sebagai guru hingga tahun 2012. Pada tahun 2009 dia mendirikan Istana KSJ, berawal dari niatnya untuk bermanfaat bagi orang lain.

"Sebagai muslim ada pesan rasul, sebaik-baiknya manusia adalah yang memberikan manfaat bagi orang lain. Mana yang harus dibantu, umumnya adalah fakir miskin dan anak yatim. Nah ODGJ ini nasibnya fakir dan lebih yatim, makanya saya bulatkan untuk terjun dalam penanganan ODGJ sejak 2009," lanjut Nurhamid.
Istilah Istana di dalam nama pantinya disebut Nurhamid adalah dari latar belakang keberangkatan ODGJ hingga sampai mendapat perawatan di panti. Mereka berasal dari pasungan, jalan raya hingga di pasar dan terminal.

"Dulu mereka hidup terlunta, ada yang dalam pasungan, terbengkalai di jalanan kita rengkuh mereka untuk mendapat penanganan dan hidup yang layak. Mereka bisa makan, bisa interaksi dan hak kesehatannya kita penuhi. Makanya bagi mereka tempat ini laiknya istana dan kami yang memberikan pelayanannya," jelasnya.

"Dengan kasih sayang, kita merubah stigma masyarakat Nu Geuleuh Jadi Dedeuh (yang jijik jadi rasa sayang). Dengan sentuhan kasih sayang dan medis yang rutin, ODGJ senior yang sembuh merawat mereka yang junior atau baru masuk," sambung dia.

Di ruangan 6 x 11 meter persegi sebanyak 47 ODGJ mendapat perawatan dan penanganan layak. Meskipun sempit, mereka mendapat perhatian yang selayaknya didapat orang sakit. Sejak 2009 Panti Istana KSJ sudah 4 kali berpindah tempat, yang saat ini baru sekitar 6 bulan ditempati.

"Kami berpindah tempat, ini sudah yang ke empat kalinya. Mimpi saya punya lahan dan bangunan layak untuk perawatan, selama belum ada yang memperhatikan kami akan berusaha semaksimal mungkin memberdayakan uang yang ada. Misi kami sebagai relawan memanusiakan manusia jadi tidak harus banyak nuntut berjalan apa adanya saja," jelasnya.

Tidak ada pasungan, tidak ada ruangan khusus dan teralis. Semua pasien panti dirawat dalam satu ruangan. 148 pasien pasungan pernah dibebaskan panti Istana KSJ, sebagian dari mereka sudah pulang ke rumahnya ada yang bekerja dan berbaur kembali ke masyarakat. Ada juga yang memilih bertahan untuk ikut bergerak menjadi relawan dan merawat ODGJ lainnya.




Tonton juga 'Hebat! Guru Ini Biayai S2 dari Jual Sampah':

[Gambas:Video 20detik]

(sya/ern)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads