Pedemo bertolak dari kantor Diskar menuju Kantor BKPP di kompleks Pemkab Bandung, Soreang, Senin (3/9/2018). Lengkap berpakaian dinas, mereka membawa sejumlah poster yang di antaranya bertulis 'Petisi Menolak Santo', 'Kami Bisa Tanpa Santo', dan 'Santo Cukup Sampai di Sini'.
Usai menyampaikan aspirasinya, sejumlah perwakilan petugas Diskar itu menggelar audiensi. Kadis Damkar Kabupaten Bandung Kawaludin mengatakan anggotanya merasa tidak nyaman dan terganggu dengan keberadaan Kasi Rescue tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini permasalahannya, kondusifitas (di Diskar) yang terganggu karena Pak Susanto," katanya kepada wartawan usai melakukan audiensi di Kantor BKPP.
![]() |
Menurut Kawaludin, permintaan pemindahan ini tujuannya untuk menjaga kondusifitas di lingkungan Diskar. "Banyak hal yang tidak kondusif, saya sudah meredam beberapa kali. Kali ini saya tidak bisa menahan mereka (anggota)," kata Kawaludin.
Salah satu petugas yang enggan disebut namanya mengaku tak nyaman dengan ulah Santo yang diduga menjalankan pelayanan berbayar. Salah satu contohya sewaktu evakuasi sarang tawon, oknum tersebut menargetkan minta bayaran kepada pemilik rumah.
"Evakuasi sarang tawon diminta 500 ribu sama dia (Santo). Dia bergerak sendiri ke rumah dengan alasan meminta BAP (berita acara pemeriksaan) mengatasnamakan Diskar. Dia embat (uangnya)," ujar petugas itu.
Praktik pungli tersebut berlangsung beberapa kali di antaranya saat evakuasi sarang tawon di Dago Pakar, Lagadar dan Banjaran. Personel lainnya menganggap perilaku Santo telah mencoreng nama dinas. Selain itu, anggota Diskar menilai sosok oknum pejabat itu arogan.
"Harapan semua rekan-rekan agar supaya bisa dipindah dari Diskar," ujarnya.
Kepala BKPP Kabupaten Bandung Erick Juriara mengatakan pihaknya sudah menerima aspirasi dari puluhan petugas damkar tentang adanya oknum PNS di Diskar yang membuat tidak kondusif. BKPP akan meneliti aspirasi para petugas Diskar dan melihat titik kesalahan dari oknum tersebut.
"Ada area soal disiplin PNS dan kode etik perilaku, kita akan lihat titik kesalahannya dimana," ucap Erick. (bbn/bbn)