Setidaknya ada lima hektare lahan pertanian masyarakat di Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, yang diserang hama tikus dan wereng. "Sekarang banyak hama tikus dan wereng yang menyerang sawah di desa kami," kata Kades Sukasenang Iwan Ridwan kepada wartawan di kantornya, Jalan KH Hasan Arif, Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (29/08/2018).
Hama tikus dan wereng menyerang areal persawahan sejak beberapa minggu terakhir. Iwan mengatakan para petani mengeluh lantaran mengalami kerugian material. Hama itu menyerang padi yang baru ditanam petani dua bulan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para petani sudah berusaha membasmi hama dengan melakukan patroli di sawah mereka dan memberi obat antihama. Namun hasilnya dianggap memuaskan. Para petani berharap agar dinas terkait memberikan solusi untuk permasalahan tersebut.
Sementara itu, selain disibukkan dengan hama yang menyerang sawah, para petani juga berharap-harap cemas karena kekeringan hingga saat ini belum berakhir. Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut, kekeringan melanda hampir seluruh kecamatan yang ada di Garut.
"Seluruh daerah di Garut rawan kekeringan. Yang paling parah di wilayah utara," kata Kepala Pelaksana BPBD Garut Dadi Djakaria.
Dadi menjelaskan dari 42 kecamatan yang ada, daerah paling parah mengalami kekeringan yaitu Kecamatan Leuwigoong, Selaawi, Cibatu termasuk Banyuresmi.
Sebagai upaya penanggulangan kekeringan, BPBD bersama beberapa unsur masyarakat mulai mensuplai kebutuhan air bersih ke wilayah-wilayah yang dilanda kekeringan.
"Kalau ada warga yang kekurangan air, bisa melalui SMS center kami. Langsung kita tangani," ujar Dadi. (bbn/bbn)











































