Pemateri yang dihadirkan yakni Manajer forensik regional International Committee of the Red Cross (ICRC) Asia dan Pasifik Jacqueline Rodriguez Gonzalez sebagai dan DVI Mabes Polri Kombes Lisda Cancer.
"Dalam kegiatan ini kami ingin menekankan betapa pentingnya mengetahui identitas korban, intinya bagaimana menekankan pentingnya meringankan beban dari keluarga korban. Jurnalis memiliki peranan yang sangat penting, ketika menjalankan tugas teman-teman jurnalis memainkan peranan yang sangat krusial," ungkap Jacquiline kepada awak media, Sabtu (25/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kurangnya pengetahuan penanganan pertama oleh responder bagaimana cara mengumpulkan atau memindahkan jenazah itu kadang menjadi kendala yang mempersulit proses identifikasi korban yang kedua harta benda atau properti milik korban dianggap tidak menjadi bagian integral proses identifikasi," ungkap dia.
![]() |
Jurnalis juga diberi pengetahuan tentang batasan peliputan baik itu bencana alam maupun kecelakaan yang memiliki skala besar. Batasan-batasan tersebut di antaranya bisa mengesampingkan ekslusifitas sebuah produk pemberitaan dengan alasan kemanusiaan. Meski begitu Jacqueline yakin jurnalis di Indonesia memiliki acuan atau etika saat menjalankan tugas peliputan.
"Apa yang kami berikan saat ini semoga menjadi bekal kelak ketika kawan-kawan jurnalis melakukan peliputan, bagaimana kita mengambil gambar ketika terjadi bencana atau kecelakaan. Jenazah itu dulunya punya kehidupan, bagaimana kita memperlakukannya dengan penuh rasa hormat dan martabat. Saya yakin jurnalis mempunyai batasan dan etika tersendiri saat melakukan peliputan," jelasnya.
Praktek penanganan korban juga dilakukan dalam acara yang digelar PMI Kabupaten Sukabumi tersebut. Sebuah manekin yang menggambarkan korban kecelakaan diperlihatkan kepada sejumlah jurnalis.
Sementara itu, Kabid DVI Mabes Polri Lisda Cancer menuturkan pernan media menyebarkan informasi kepada publik dianggap sangat membantu DVI Polri. Memberi pengaruh positif kepada keluarga korban khususnya agar mau berkoordinasi dengan DVI.
"Peranan teman-teman menyebarkan informasi berdampak positif, misalkan kami dari DVI membutuhkan data-data atau petunjuk soal korban di sebuah kejadian. Ketika wartawan menyebarkan informasi tersebut dan dilihat oleh keluarga korban maka dengan mudah mereka akan mendatangi DVI, mungkin dari kami sendiri memiliki keterbatasan soal itu," ujar Lisda.
"Istilahnya wartawan itu one step a head, selalu selangkah belum maju. Kadang-kadang kami belum memulai untuk memeriksa korban nama-nama sudah muncul di media, dampaknya keluarga korban menuntut kami untuk mengetahui status keluarga mereka yang menjadi korban. Harapan kami ke depan media sebelum mengeluarkan data tersebut bisa berkoordinasi dengan kami agar berita tidak berdampak pada kegiatan atau operasi yang dilakukan," ujar Lisda (sya/mud)