"Dua orang Santri Pesantren Arohman dan seorang warga biasa, sudah di rawat di RSHS," kata Kepala UPTD Pelayanan Kesehatan Ibun Odang Rohmat kepada wartawan di Puskesmas Ibun, Kamis (23/8/2018).
Ia menuturkan warga yang terjangkit virus difteri ini antara lain Sumiati (30) warga Sudi Ibun laporan Tanggal 9 Agustus. Risma (16) dan Neng Sri (16) santri Ponpes Arohman Ibun laporan Tanggal 16 Agustus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sumi lehernya sudah dibolongin dan diberikan alat bantu pernafasan," ungkap dia.
Saat ini Sumi sudah dirawat di ruang isolasi RSHS Bandung dan kini pihaknya sedang mencari sumber penularan virus difteri yang didetita oleh Sumi.
"Saat ini kami sedang mencari orang yang terdekat dengan dia (Sumi), orang itu yang akan kami periksa dan diberi pengobatan. Kalau anaknya, kebetulan dirawat oleh ibunya, dia tinggal sendiri," jelas dia.
Menurutnya pihaknya juga sudah mengisolasi ponpes tempat Risma dan Neng Sri belajar selama ini. Puskesmas Sudi sudah melakukan penanganan dengan memberikan pengobatan terhadap santri lainnya agar tidak kembali terjadi kasus serupa.
"Kondisi sudah kondusif, ada posko tiga hari disana. Tidak ada masalah lagi. Langkah selanjutnya memberikan obat anti pemutusan rantai (difteri), satu tablet sehari," tutur dia.
Odang menjelaskan difteri disebabkan oleh bakteri. Pemicunya dari sanitasi, penularan nya melalui percikan dahak, ludah, penggunaan alat makan bersama dan luka.
"Demam 38 derajat, sakit menelan, sakit tenggorokan dan ada selaput putih yang dapat berdarah. (Akibat difteri) Paling parah idak dapat bernafas dan menyebabkan kematian," kata Odang. (mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini