Baca juga: 150 Titik Semburan Gas Muncul di Indramayu |
Pemetaan mikrozonasi bertujuan untuk melihat potensi bencana wilayah tersebut terhadap guncangan tanah akibat gempa bumi atau guncangan lainnya. Kepala Subbidang Pemetaan Tematik PSG BG KESDM Isnu Hajar Sulistiyawan mengatakan dua desa berada di Kecamatan Tukdana yang diteliti merupakan wilayah relatif rawan bencana sekaligus lokasi semburan gas.
"Memang lokasi rawan bencana. Hampir di wilayah Jawa ini memang rawan bencana. Tapi, belum tentu juga di sini memiliki tingkat kerawanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya. Untuk itu kita melakukan pemetaan mikrozonasi untuk mengetahui tingkat potensinya," kata Isnu saat ditemui di lokasi penelitian di Desa Sukaperna, Senin (20/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Datanya masih bentuk angka. Nanti kita olah, sekitar satu bulanan lagi sudah keluar hasilnya. Hasilnya ini kita akan mengetahui zona kerawanan terhadap guncangan, ada yang tinggi, sedang, dan tidak rawan. Hasilnya bisa digunakan untuk kebutuhan pemangku kebijakan dan masyarakat," tutur Isnu.
![]() |
"Kalau gas muncul dari pengeboran itu wajar. Tapi, kalau muncul tanpa aktivitas pengeboran, kemungkinan itu karena ada retakan yang diakibatkan guncangan yang terjadi sebelumnya, apakah itu karena gempa yang dulu-dulu atau aktivitas yang lainnya," ucap Isnu.
Saat ditanya mengenai kandungan material dari semburan gas tersebut, Isnu mengaku tak mengetahui secara persis. Pihaknya hanya fokus pada tingkat kerawanan wilayah tersebut terhadap bencana gempa. (bbn/bbn)