Badan Geologi Teliti Potensi Bencana Semburan Gas di Indramayu

Badan Geologi Teliti Potensi Bencana Semburan Gas di Indramayu

Sudirman Wamad - detikNews
Senin, 20 Agu 2018 16:48 WIB
Badan Geologi memetakan mikrozonasi di Indramayu. (Foto: Sudirman Wamad/detikcom)
Indramayu - Munculnya seratusan titik semburan gas di Desa Sukaperna dan Pagedangan Indramayu membuat Pusat Survei Geologi Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (PSG BG KESDM) turun tangan. Mereka memetakan mikrozonasi di wilayah tersebut.


Pemetaan mikrozonasi bertujuan untuk melihat potensi bencana wilayah tersebut terhadap guncangan tanah akibat gempa bumi atau guncangan lainnya. Kepala Subbidang Pemetaan Tematik PSG BG KESDM Isnu Hajar Sulistiyawan mengatakan dua desa berada di Kecamatan Tukdana yang diteliti merupakan wilayah relatif rawan bencana sekaligus lokasi semburan gas.

"Memang lokasi rawan bencana. Hampir di wilayah Jawa ini memang rawan bencana. Tapi, belum tentu juga di sini memiliki tingkat kerawanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya. Untuk itu kita melakukan pemetaan mikrozonasi untuk mengetahui tingkat potensinya," kata Isnu saat ditemui di lokasi penelitian di Desa Sukaperna, Senin (20/8/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Isnu mengatakan pemetaan mikrozonasi dilakukan pada wilayah 5 x 5 kilometer di Kecamatan Tukdana. Pihaknya mengaku telah mengantongi data pemetaan yang sudah dilakukan sekitar satu bulan itu.

"Datanya masih bentuk angka. Nanti kita olah, sekitar satu bulanan lagi sudah keluar hasilnya. Hasilnya ini kita akan mengetahui zona kerawanan terhadap guncangan, ada yang tinggi, sedang, dan tidak rawan. Hasilnya bisa digunakan untuk kebutuhan pemangku kebijakan dan masyarakat," tutur Isnu.

KESDM Teliti Potensi Bencana Akibat Semburan Gas di IndramayuSemburan gas di Indramayu pada awal 2018. (Foto: dok. BPBD Kabupaten Indramayu)
Isnu menjelaskan semburan gas yang muncul di Kecamatan Tukdana itu terjadi karena adanya retakan atau lemahnya patahan yang diakibatkan guncangan tanah.

"Kalau gas muncul dari pengeboran itu wajar. Tapi, kalau muncul tanpa aktivitas pengeboran, kemungkinan itu karena ada retakan yang diakibatkan guncangan yang terjadi sebelumnya, apakah itu karena gempa yang dulu-dulu atau aktivitas yang lainnya," ucap Isnu.

Saat ditanya mengenai kandungan material dari semburan gas tersebut, Isnu mengaku tak mengetahui secara persis. Pihaknya hanya fokus pada tingkat kerawanan wilayah tersebut terhadap bencana gempa. (bbn/bbn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads