"Membangun rumah itu butuh waktu. Tadi kita sepakat akan mengirim insinyur yang ahli membuat bangunan tahan gempa," kata Emil, Kamis (16/8/2018).
Emil mengaku pernah terlibat dalam pekerjaan serupa saat terjadi gempa di Padang dan Pangalengan (Kabupaten Bandung). Saat itu ia bersama tim membuat rumah-rumah yang bisa meredam dan meminimalisir dampak gempa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Emil, para leluhur sudah mewarisi ilmu tersebut dengan membuat konstruksi rumah menggunakan kayu yang memiliki sambungan elastis. Namun seiring zaman, rumah tradisional mulai ditinggalkan dan beralih ke modern.
"Tapi nanti enggak selalu harus pakai kayu. Misal, nanti kita buat fondasinya menggunakan bantalan seperti karet agar tidak patah saat gempa," ujarnya.
Ia memastikan hal tersebut ialah salah satu komitmennya yang telah disampaikan langsung ke Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB).
"NTB akan selalu ada di hati kita karena kemiripan sosial, budaya dan agamanya," kata Emil
Tonton juga video: 'Instruksi Presiden dari Tenda Pengungsi Gempa Lombok'
(tro/bbn)











































