Pantauan detikcom, Senin (13/8/2018), di aliran Sungai Citarum yang berada di Kecamatan Kutawaringin, pada musim kemarau debit air menyusut dan berubah menjadi hitam, berbuih, berminyak dan dipenuhi sampah. Bau busuk tercium saat melintas di atas Jembatan Citarum yang berada di Jalan Raya Kutawaringin-Soreang.
"Kalau musim kemarau airnya menjadi bau busuk dan menghitam. Itu dikarenakan limbah pabrik yang dibuang langsung ke aliran sungai," kata Identitas (45) warga Kutawaringin saat ditemui di dekat jembatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uden mengungkapkan, sejumlah pabrik yang berdiri di aliran Sungai Citarum, kerap mengeluarkan limbahnya ke aliran sungai sehingga membuat airnya tercemar.
"Ini sudah terjadi sejak lama. Setiap musim kemarau suka seperti ini," ujarnya.
![]() |
"Sampah rumah tangga juga banyak. Lihat saja itu ada yang menyangkut di kabel yang membentang di atas aliran sungai. Biasanya yang membuang sampah ke sungai warga yang menggunakan sepeda motor dan langsung melemparkan sampahnya ke sungai," ucapnya.
Karena aliran Sungai Citarum berubah warna dan menyusut, airnya pun tidak dapat digunakan untuk mengairi pertanian.
"Jangankan digunakan warga, buat pertanahan juga enggak bisa kalau kondisi airnya seperti ini," ujar Uden.
![]() |
"Banyak lalat, bau air nya tercium sampai ke pemukiman. Tidak nyaman, ya tapi gimana lagi," kata Ujang.
Selain di lokasi tersebut, warna hitam pekat dan bau juga terjadi di aliran Citarum yang berada di wilayah Rancamayar Balendah dan Dayeuhkolot. (bbn/bbn)