Kondisi ikan aligator yang dipamerkan disimpan dalam bak berdiameter sekitar 2 meter ini terlihat lebih banyak diam, hanya sesekali bergerak muncul ke permukaan. Saat dipindah dari Pangandaran ke festival ikan terlebih dahulu dibius, untuk menjaga kondisinya agar tidak mati.
"Kelihatannya normal karena pengunjung tidak diperkenankan memegang. Tidak terlihat stres," ujar Sekretaris Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis Otong Bustomi saat ditemui di festival Rabu (8/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua ikan aligator ini pun rencananya akan dimusnahkan, namun belum jelas kapan dan bagaimana dimusnahkannya. Selama belum dimusnahkan, ikan aligator ini masih diberi makan berupa ikan kecil. Hanya saja porsinya tidak terlalu banyak untuk menjaga agar ikan tetap hidup selama pameran.
"Ya masih diberi makan, dikasih ikan-ikan kecil anak nilem, tapi tidak banyak," ucap Otong.
Dikatakan Otong, ikan aligator sengaja dipamerkan di festival ternak dan ikan Ciamis untuk mengedukasi masyarakat bahwa ikan asal sungai amazon itu dilarang dipelihara. Khususnya bagi para pelajar, supaya mengetahui bentuk ikan aligator, habitatnya dan faktor lainnya. Sehingga kedepan mereka tidak akan memelihara ikan tersebut.
Selain dipamerkan, petugas juga akan mensosialisasikan bahaya ikan aligator apabila dipelihara atau diperjual belikan. Terutama bila lepas ke perairan Indonesia, karena dapat mengancam ekosistem.
"Bahaya bila lepas ke perairan, bukan hanya terhadap ikan-ikan asli Indonesia juga dikhawatirkan menyerang manusia. Setelah dipamerkan akan kami serahkan kembali lalu dimusnahkan," pungkasnya.
Sementara itu, Sandi, siswa kelas 2 SDN 1 Saguling mengaku penasaran dengan ikan aligator sehingga ia datang ke festival bersama rombongan sekolah.
"Katanya ikan ini berbahaya, ukurannya juga sangat besar, jadi penasaran ingin lihat," ujar Sandi.
Sebanyak 20 ekor ikan aligator yang berbahaya berhasil terkumpul dan ditampung di Posko penyerahan ikan berbahaya invasif, Kantor Dinas Kelautan, Perikanan dan Ketahanan Pangan (DKPKP) Kabupaten Pangandaran. Ikan buaya ini peliharaan warga yang diserahkan secara sukarela sejak 1 Juli sampai 31 Juli 2018.
Hari ini, 18 dari 20 ekor yang diamankan dimusnahkan di Stasiun Karantina Cirebon. Ikan dimasukkan ke dalam air es, lalu dipotong-potong dan dikubur. (ern/ern)