"Ini (breakwater) sebenarnya harapan mendasar masyarakat nelayan di Cisolok, ada dermaga yang harus dibangun di tempat ini ya kami akan koordinasikan dengan Bu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan)," kata Budi kepada awak media, Kamis (2/8/2018).
Menurut dia, pembangunan dermaga breakwater Cisolok ada di lingkup pekerjaan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kemenhub hanya dapat mengerjakan kegiatan dermaga di luar kegiatan atau aktivitas nelayan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Anggarannya besar, tapi belum memberikan manfaat apa-apa ke nelayan. Breakwater ini diperlukan untuk menahan ombak atau gelombang tinggi ke pesisir," kata Aji.
"Saya tahu perjalanan proyek breakwater ini, karena saya mantan kepala desa di sini. Dana yang digelontorkan sekitar Rp 40 miliar, anggaran itu bertahap tidak sekaligus. Dari tahun 2001 sampai 2013 dianggarkan oleh Pemprov Jabar," tutur Aji menambahkan.
Lantaran konstruksinya belum baik, kata dia, gelombang tinggi kerap menghantam dan merusak perahu nelayan. "Nelayan membutuhkan breakwater untuk tempat perahu sandar, fungsinya untuk menahan ombak. Tapi saat ini proyeknya mangkrak, kami berharap ada solusi terkait hal ini," tutur Aji.
Akibat tanggul yang kurang mumpuni menghadang gelombang tinggi yang datang, nelayan memilih menyandarkan perahunya di Dermaga Palabuhanratu. "Kalau telat mindahin (perahunya) ya resiko rusak," katanya.
Dia mewakili nelayan berharap pembangunan pemecah gelombang dapat dilanjutkan kembali. "Kami butuhkan saat ini penyempurnaan breakwater, agar nelayan juga tidak perlu waswas ketika gelombang tinggi," ucap Aji. (sya/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini