Bangunan semi permanen sengaja didirikan Eti tidak jauh dari tempat tinggalnya, bersama Agus Nata suaminya dan Juju keponakannya, Eti mengolah Tutut dan dijual secara eceran melalui jasa Dayat dan Aa Ajang menantunya.
Dayat menjual tutut dengan cara dipanggul di wilayah Sukabumi, sementara menantunya Aa Ajang menjual di kampung halamannya, Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat.
Eti mengaku baru melakoni usaha penjualan olahan tutut selama 3 bulan. Sebelumnya dia hanya menjual olahan ikan-ikan kecil yang dia bungkus dalam plastik ukuran kecil. Ikan kecil makin sulit diperoleh, akhirnya perempuan berkacamata itu memilih untuk membuat olahan tutut dengan alasan bahan lebih mudah di dapat.
"Baru tiga bulan, usaha olahan tutut lebih menjual permintaan banyak terus dan bahan mudah didapat. Sebelum usaha tutut saya menjual ikan kecil, tapi ikannya makin kesini makin susah," lirihnya kepada detikcom di Mapolres Sukabumi Kota, Rabu (25/7/2018).
![]() |
Satu bungkus tutut berisi 25 butir lengkap dengan bumbu dijual seharga Rp 1.000, dalam satu hari dia bisa memproduksi ratusan bungkus. "Dijual lagi oleh pedagang keliling, harganya bisa Rp 1.500 bisa Rp 2.000 tergantung kelihaian. Satu pedagang bisa bawa 200 kantong, dibawa pakai keranjang plastik," lanjutnya.
Eti memasak menggunakan peralatan sederhana. Usaha rumahan yang dia rintis tersebut berbekal pengetahuan akan masakan tradisional. Eti mengaku kaget ketika tutut yang dia buat malah meracuni konsumennya.
"Tutut dibeli Sabtu (21/7) sore di Cirata, dicuci lalu direbus dua kali antara dua rebusan itu di cuci dulu ngilangin kotoran. Setelah benar-benar bersih dibumbui. Standar aja bumbunya bawang putih, bawang merah, kunyit, lengkuas, salam, penyedap rasa dan gula merah pakai minyak dengan perapian sedang," cerita Eti.
Minggu (22/7) pagi sekitar pukul 05.00 WIB tutut diambil pedagang keliling, Dayat dan Aa Ajang memasarkan tutut itu di Sukabumi dan Bandung Barat.
Sore harinya Eti mendapat kabar kurang mengenakan. Menantunya terpaksa menyerahkan diri ke polisi karena tutut yang dijualnya meracuni pembeli.
"Saya ditelepon, menantu saya nyerahin diri ke polisi karena enggak enak ke tetangga dan saudaranya yang keracunan setelah mengkonsumsi tutut. Kalau yang di Sukabumi saya baru tahu ada korban bahkan sampai meninggal setelah pak polisi menjemput ke rumah," tandas dia. (sya/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini