Selain mereka, polisi juga membawa Ju, pria yang ikut mengolah tutut tersebut hingga menjadi makanan dan diedarkan secara luas di beberapa lokasi. "Ada dua yang kami amankan berinsial Et dan Da, mereka berstatus saksi. Satu orang sebagai pedagang dan satu lagi istri dari pengolah tutut tersebut," kata Kapolres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo didampingi Kasatreskrim AKP Budi Nuryanto, Rabu (25/7/2018).
Insiden keong racun di Sukabumi berujung 1 tewas dan 51 lainnya mendapat perawatan medis. Hasil pemeriksaan sementara, polisi menemukan keterkaitan antara insiden keracunan di Sukabumi dengan kejadian serupa di KBB yang menumbangkan 36 orang di empat wilayah Kecamatan Rongga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Eti mengaku tidak menyangka hasil olahannya membuat puluhan warga keracunan. Menurut dia sejumlah warga di sekitar rumahnya juga sering mengkonsumsi tutut olahannya namun tidak mengalami gejala keracunan.
"Yang dijual ke warga sama seperti yang dijual ke tetangga rumah, karena saat ngolah hari Sabtu (21/7) malamnya tetangga pada beli lalu besoknya atau Minggu (22/7) sudah diambil oleh pedagang," tutur Eti kepada detikcom.
Baru tiga bulan dia menggeluti bisnis tutut olahan tersebut, lantaran selalu laku keras pesanan tutut olahan makin bertambah tiap minggunya. "Biasa beli di Karawang, tapi pas kemarin beli di Cirata, Purwakarta dari petani tutut 62 kilo. Beli Sabtu saya bawa ke tempat ngolah dan Minggu saya edarkan ke penjual lagi," tuturnya.
"Dijual di Sukabumi diambil Pak Dayat (berstatus saksi), kemudian menantu saya Aa Ajang menjual di Gunung Halu Kabupaten Bandung Barat. Menantu saya itu juga kaget tutut jualannya meracuni tetangga di sana. Dia langsung nyerahin diri ke polisi hari Minggu, karena enggak enak korbannya tetangga dan keluarganya sendiri, dia kan memang asli sana," ujar Eti menambahkan.
Sesekali Eti terlihat sibuk mengangkat telepon, menurutnya beberapa tetangga dan keluarga mengaku khawatir dengan kondisinya.
"Saya mah enggak tahu kalau itu beracun, racunnya dari mana saya juga bingung. Perasaan olahannya sama, bahkan direbus sampai dua kali baru dibumbuin dan dijual enggak ada yang aneh-aneh, tetangga pada nanyain nasib saya dibawa polisi," ucapnya.
Eti mengaku masih dalam keadaan bingung, tidak hanya dirinya yang terpaksa menjalani pemeriksaan di polisi. Suami dan menantunya juga diamankan di Polsek Gunung Halu, Polres Cimahi.
"Suami saya Agus Nata dan menantu saya diperiksa polisi juga, bedanya suami dan saya dijemput kalau Aa Ajang menantu nyerahin diri," kata Eti. (sya/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini