"Kami menemukan tanda pemberian infus hasil penanganan medis di rumah sakit sebelumnya, begitu juga di bagian lambung dan usus kemudian hasil pemeriksaan organ dalam ditemukan ada gangguan di nafas sebelum korban meninggal dunia," kata dokter forensik, Nurul Aida, kepada awak media di RSUD Syamsudin SH, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (25/7/2018).
Menurut Aida, tidak seperti pada gejala dugaan keracunan pada umumnya persepsi medis soal keracunan yang diduga karena tutut atau keong sawah tidak meninggalkan jejak yang jelas atau tanda khas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aida meminta media untuk lebih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan kepolisian atau Dinkes. "Jadi kita mengandalkan hasil pemeriksaan laboratorium, karena memang di organ dalamnya ini tidak menyisakan apa-apa pasca treatment sebelumnya," ujarnya.
"Peristiwanya menurut polisi kan karena keracunan (tutut) dan itu terjadi secara masif setelah sama-sama mengkonsumsi makanan tersebut," kata Aida.
Tamrin tewas usai mengkonsumsi keong sawah pada Minggu (22/7) yang dimakan bersama keluarganya. Lalu pada Senin (23/7), pelajar kelas 3 SMA ini sempat mengeluh sakit, setelah sempat mendapat perawatan korban akhirnya tewas pada Selasa (24/7/2018).
Usai autopsi, keluarga kemudian membawa jenazah korban ke rumah duka di Desa Citamiang, Kecamatan Kadudampit untuk prosesi pemakaman.
Tonton juga video: 'Datang ke Hajatan Malah Keracunan'
(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini