"Sudah otomatis dengan banyaknya korban kita tetapkan KLB, seluruh biaya ditanggung Pemkab Sukabumi," kata Bupati Sukabumi, Marwan Hamami didampingi Sekdis Kesehatan Harun Alrasyid usai mengunjungi korban keracunan di Kadudampit, kepada awak media, Rabu (25/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dugaan sementara karena keracunan makanan dari tutut, sample sudah diambil oleh Dinkes untuk uji lab. Pasien juga sudah mendapat penanganan yang baik di beberapa rumah sakit rujukan," ungkap dia.
Menurutnya uji sampel ini untuk mengetahui dugaan racun yang ada dalam olahan keong sawah tersebut. Sebab, sambung dia, sejatinya keong sawah tidak beracun dan punya nilai gizi tinggi.
"Apakah karena olahannya, lokasinya atau lingkungannya bagaimanapun ini perlu diselidiki. Karena tutut ini memiliki kandungan gizi yang tinggi, kita serahkan nanti bagaimana Dinkes melakukan pemeriksaan," tutur dia
Sekretaris Dinkes Sukabumi Harun Alrasyid menjelaskan pengambilan sample tidak hanya dari makanan yang dikonsumsi warga tapi juga dari specimen muntahan. Dua sampel itu akan diketahui apa yang sebenarnya yang menyebabkan warga mengalami keracunan.
"Mengacu kepada sistem surveilans Epidemiologi, penyelidikan dilakukan untuk tiga hal yaitu tempat waktu dan orang. Sementara yang kami lakukan adalah pengambilan sampel makanan dan bekas muntahan kita kirim ke lab dan hasilnya bisa 2 sampai 3 hari," ujar Harun. (sya/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini