"Tidak benar kalau ada penolakan. Karena RS Kebonjati 80 persennya BPJS. Bahkan per hari poliklinik rawat jalan kita menerima 200-300 pasien per hari," ujar Junandi pada detikcom di RS Kebonjati, Selasa (24/7/2018).
Bahkan pihaknya memastikan tidak ada layanan berbeda yang diberikan bagi pasien umum berbayar dan pengguna BPJS. "Kita tidak ada namanya ruangan khusus untuk umum atau BPJS. Kita layani semua sama," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Warga kan sering tidak tahu bahwa ada kamar khusus anak, dewasa, laki-laki, perempuan. Bahkan setiap penanganan juga bisa berbeda kamar. Jadi belum tentu ada kamar kosong itu bisa diisi," ucapnya.
Junandi juga mengingatkan bagi warga yang ingin berobat menggunakan BPJS agar tidak lupa membayar premi. Sebab jika tidak membayar dalam waktu tertentu maka akan langsung di-non aktifkan sekaligus terkena denda.
"Sistem BPJS itu gotong royong. Jadi kita tetap membayar untuk membantu yang lain. Sebagian besar masyarakat berpikir tidak mau membayar karena merasa tidak memakai. Kesadaran untuk membayar itulah yang sering terlupakan," katanya.
Saat ini di RS Kebonjati terdapat 132 kamar untuk rawat inap mulai dari sweetroom hingga kelas 3 yang telah memenuhi standar minimal rumah sakit dengan tingkat okupansi mencapai 60-70 persen.
"Dari jumlah itu 80 persennya adalah BPJS. Jadi tidak benar kalau kita menolak," ujar Junandi.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini