"Jumlah korban keracunan makanan yang datang tadi malam ada 19 orang, hingga saat ini pasien yang masih dirawat 12 orang. Sudah pulang sebanyak tujuh orang, mayoritas kondisi pasien saat ini sudah membaik," kata Ramdansyah, Humas RSUD Sekarwangi, Cibadak kepada detikcom, Rabu (11/7/2018).
Dugaan sementara keracunan massal itu dipicu makanan dari pesta pernikahan pada Sabtu (7/7) lalu. Beberapa hari kemudian atau Senin (9/7) warga mulai merasakan gejala pusing, mual dan diare.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dinkes dan IDI saat ini telah mendirikan posko pengobatan, sampel makanan dari pesta pernikahan juga sudah diambil untuk diperiksa. Kita belum bisa memastikan penyebab keracunan dari apa karena harus melalui tahapan pemeriksaan laboratorium di Bandung," kata Aria yang juga menjabat sebagai Kepala Puskesmas Nagrak kepada awak media.
Makanan yang dijadikan sampel pemeriksaan yaitu bihun, ayam dan kentang. Selain memeriksa sampel makanan, IDI dan tim medis Puskesmas Nagrak melaksanakan survei lingkungan. Hal ini dilakukan karena kejadian serupa pernah terjadi di lokasi yang sama, namun saat itu penyebabnya dari air.
"Apakah ini kejadian luar biasa (KLB) atau bukan, kami masih berkoordinasi dengan Dinkes. Nanti yang bisa mengeluarkan status KLB ini dari Dinkes, apakah peristiwa ini KLB atau bukan," ujar Aria. (sya/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini