Dedi Sunarya (55) tergolek lemah di atas matras tipis dan sebuah bantal. Pria paruh baya ini tak bisa banyak bergerak karena penyakit komplikasi yang menggerogoti tubuhnya.
Warga Kampung Kepuh, RT1/RW11, Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat ini menderita penyakit diabetes, stroke dan darah tinggi sejak enam bulan lalu. Sejak itu pula ia hanya terbaring di tempat tidur.
Penyakit diabetes yang menggerogoti tubuhnya menyebabkan kakinya yang kiri harus diamputasi hingga sebatas paha. Selain itu, tangan kirinya juga tak bisa digerakan karena stroke.
"Strokenya hampir enam bulanan. Diamputasi sudah dua bulan lebih," tutur Ai Tating (30), anak Dedi saat ditemui pada Selasa (10/7/2018).
Ketika sehat, Dedi bekerja mengurusi ayam dan mencari rumput untuk pakan ternak domba milik orang lain. Karena sakit, ia harus menghentikan pekerjaannya dan menumpang hidup dari anak dan menantunya.
"Sekarang mah gak bisa apa-apa, hanya bisa berbaring. Untung ada anak dan menantu," kata Dedi dengan nada terbata-bata.
Himpitan ekomoni membuat Dedi tidak lagi bisa lagi mencari uang membiayai kontrakan untuk tempat tinggal. Sejak dua bulan terakhir, Dedi ditemani putri dan cucu laki-lakinya tinggal di bekas gudang pakan ayam.
Tempat tinggalnya saat ini terdiri dari dua kamar kecil berukuran 2x3 meter, bercat putih kusam, dan berlantai semen tanpa ubin. Di depan rumahnya, terdapat sumur dan bak yang digunakan untuk mandi.
"Tinggal di sini baru dua bulan, dulu mah masih ngontrak. Sekarang tinggal sama anak dan cucu, kalau istri sudah lama cerai," ucap ayah satu anak ini.
Dedi mengaku belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah desa setempat. Bantuan dan perhatian yang diperoleh justru berasal dari jajaran Polres Cimahi, RT dan RW, serta warga sekitar.
"Dari pemerintah desa belum ada. Dari warga sekitar dan RT RW mah ada waktu di rumah sakit. Juga tadi dari Polres," ujar Dedi.
Saat berada di rumah sakit ia mengandalkan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Sementara untuk keperluannya sehari-hari ketika menjalani perawatan, ia mengandalkan bantuan dari warga di kampungnya.
(mud/mud)
Warga Kampung Kepuh, RT1/RW11, Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat ini menderita penyakit diabetes, stroke dan darah tinggi sejak enam bulan lalu. Sejak itu pula ia hanya terbaring di tempat tidur.
Penyakit diabetes yang menggerogoti tubuhnya menyebabkan kakinya yang kiri harus diamputasi hingga sebatas paha. Selain itu, tangan kirinya juga tak bisa digerakan karena stroke.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dedi Sunarya kehilangan kaki kirinya karena sakit diabetes enam bulan terakhir (Foto: Rachmadi Rasyad) |
"Sekarang mah gak bisa apa-apa, hanya bisa berbaring. Untung ada anak dan menantu," kata Dedi dengan nada terbata-bata.
Himpitan ekomoni membuat Dedi tidak lagi bisa lagi mencari uang membiayai kontrakan untuk tempat tinggal. Sejak dua bulan terakhir, Dedi ditemani putri dan cucu laki-lakinya tinggal di bekas gudang pakan ayam.
Tempat tinggalnya saat ini terdiri dari dua kamar kecil berukuran 2x3 meter, bercat putih kusam, dan berlantai semen tanpa ubin. Di depan rumahnya, terdapat sumur dan bak yang digunakan untuk mandi.
"Tinggal di sini baru dua bulan, dulu mah masih ngontrak. Sekarang tinggal sama anak dan cucu, kalau istri sudah lama cerai," ucap ayah satu anak ini.
Gudang bekas pakan ayam tempat tinggal Dedi bersama putri dan cucunya (Foto: Rachmadi Rasyad) |
"Dari pemerintah desa belum ada. Dari warga sekitar dan RT RW mah ada waktu di rumah sakit. Juga tadi dari Polres," ujar Dedi.
Saat berada di rumah sakit ia mengandalkan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Sementara untuk keperluannya sehari-hari ketika menjalani perawatan, ia mengandalkan bantuan dari warga di kampungnya.












































Dedi Sunarya kehilangan kaki kirinya karena sakit diabetes enam bulan terakhir (Foto: Rachmadi Rasyad)
Gudang bekas pakan ayam tempat tinggal Dedi bersama putri dan cucunya (Foto: Rachmadi Rasyad)