Kelompok pertama yang melakukan pencarian belum menemukan hasil. Pencarian pertama dilakukan di sekitar dermaga bongkar muat batubara milik PLTU Cirebon. Kordinator Kantor Pos SAR Cirebon Imam Rosyadi mengaku pencarian korban mengalami kesulitan lantaran tingginya gelombang air laut dengan disertai angin kencang.
"Kita akan terus melakukan pencarian. Memang sekarang gelombangnya cukup besar dan anginnya kencang," kata Imam kepada awak media di pos pencarian SAR di Desa Citemu, Senin (9/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imam mengatakan dalam aturannya Tim SAR bakal melakukan pencarian dari hari pertama kejadian hingga tujuh hari setelah kejadian. "Ya kalau belum ada ketemu, bisa dipertimbangkan agar pencarian dilanjutkan," ucapnya.
Lebih lanjut, dari laporan yang diterimanya, Imam menyebutkan Sutasman merupakan wisatawan yang ingin menyaksikan tradisi nadran. Sebelum kejadian, lanjut dia, Sutasman sempat turun terjun ke laut.
"Kemarin memang korban sempat turun ke air. Waktu itu, kemungkinan ombak cukup besar juga dan anginnya kencang. Kemungkinan sama seperti ini situasinya," kata Imam.
Sebelumnya, Komandan Tim Pencarian Basarnas Pos SAR Cirebon Yoga mengatakan pihaknya baru melakukan pencarian sehingga titik awal untuk pencarian dipilih lokasi di mana korban tenggelam.
"Titik awalnya di dekat dermaga bongkar muat batubara milik PLTU Cirebon. Sekitar 200 meter dari situ," kata Yoga saat ditemui detikcom di TPI Muara Citemu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Senin (9/7/2018).
Yoga menyebutkan pihaknya mendapatkan kabar kejadian adanya korban tenggelam di perairan Cirebon itu sekitar pukul 20.45 WIB. korban bernama Sutasman (37), warga Desa Lebak Mekar, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon. (bbn/bbn)











































